Mohon tunggu...
Imam Syamsul Huda
Imam Syamsul Huda Mohon Tunggu... -

Makhluk sisa-sisa feodalisme, terlahir dari kaum proletar yang terus bermimpi tentang arti "merdeka" secara utuh.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Celaka!

14 Maret 2015   21:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:39 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah memang kami memilih anda

Kami terbuai dengan kosa kata yang seketika itu bak dewa

Kini kami tersiksa terpenjara

Anda habiskan kekayaan negara

Anda rugikan negara, dengan proyek fiktif belaka

Kami berdosa karena telah memilih anda

Celaka!

-

Negara kini gawat darurat

Kepercayaan kami kian sekarat

Anda lebih powerfull dan kuat

Keserakahan anda yang kami anggap laknat

Anda kumpulkan tumpukkan emas bertingkat-tingkat

Celaka!

-

Melawan korupsi terkesan mimpi

Perlawanan kami tak pernah berarti

Melawan korupsi tak pernah diplomasi

Tapi, hingga titik nadir ini berhenti

Kami, tetap melawan !

Mengembalikan birokrasi kembali suci

-

Celaka memang, anda punya belati

Suara-suara kami sulit mengkritisi

Terbendung kokohnya gedung institusi

Kembalikan kekayaan negeri ini

Yang anda rampok hingga kini

-

Kami diam, anda senang

Kami melawan, anda pasang wajah siluman

Menyelinap dalam kebenaran

Merias wajah dengan penuh senyuman

Jalin kesetiakawanan dengan anggota dewan

Korupsipun...anda jadikan sebagai bancakan

Celaka!

-

Mungkin, ketika kami mati nanti

Anda semua semakin bertaji

Tapi, mulai dari sinilah kami kembali

Terus melangkah dengan lantang gagah berani

mendobrak gerbang kokohnya benteng korupsi

walaupun hanya mimpi

Sungguh celaka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun