Mohon tunggu...
Hudan Baihaqi
Hudan Baihaqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Digital Communication

Mahasiswa STEI SEBI

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fenomena Boneka Arwah, KPI: Ribuan Anak Terlantar Butuh Orang Tua

1 Maret 2022   20:03 Diperbarui: 1 Maret 2022   20:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral. Sumber ilustrasi: PIXABAY/ktphotography

Fenomena boneka arwah ini membenarkan sebuah perkataan penyanyi balada Franky yang menyebut sekarang adalah zaman yang Edan. Dan menurut saya itu ada benarnya juga, dimana saat ini sedang viral Spirit Doll atau boneka arwah, bahkan tidak tanggung tanggung yang memilikinya adalah seorang Publik Figur. Banyak sekali Pro dan Kontra terhadap kepemilikan Boneka arwah ini. Salah satu kontranya yaitu tentang kutipan dari KPAI bahwa Ribuan anak terlantar masih butuh Orang Tua. Bahkan pengangkatan anak kalah popular dengan pengangkatan anak boneka arwah. Dan inilah tantangan pemerintah dan juga kita untuk terus mempublikasi bahwa anak terlantar lebih butuh dibandingkan dengan boneka arwah itu. Dalam Essai yang singkat ini saya ingin memaparkan opini saya mengenai boneka arwah dan anak terlantar yang sangat membutuhkan Orang Tua.

Apasih boneka arwah itu dan apakah baru baru ini saja ada boneka arwah? Sejak dahulu boneka telah berfungsi dalam banyak hal, nah salah satunya menyangkut ini yaitu berfusngsi sebagai media arwah. Boneka boneka itu terlihat sekilas seperti bayi sungguhan dan pemiliknya pun memperlakukan mereka seperti layaknya anak mereka sendiri. Dipakaikan baju di bersihkan, bahkan ada yang sampai mengajak ngobrol boneka boneka itu. Namun boneka arwah baru baru saja meroket karena ada beberapa selebritis atau publik figur yang memiliki boneka arwah tersebut. mereka mengatakan bahwa boneka arwah ini membawa dampak positif bagi kehidupan mereka. Atau bisa jadi itu hanyalah ajang pamer belaka, memamerkan boneka yang katanya arwah dan mahal mungkin sehingga dilihat oleh media dan menjadikan dirinya viral.

Dalam pandangan agama fenomena boneka arwah ini juga bertentangan dengan nilai tauhid dan menurunkan nilai kemanusiaan. Memainkan atau memiliki boneka sebagai koleksi boleh boleh saja bahkan ada di Hadits yang membolehkan Siti Aisyah bermain boneka dan Rasulullah pun membolehkannya, dan bahkan di hadits lain Rasulullah pun tersenyum. Namun masalahnya dalam fenomena ini boneka ini dianggap sebagai anak hidup oleh pemiliknya dan jelas hukumnya disini Haram, apalagi sampai boneka itu dijadikan tempat persemayaman  arwah atau mahluk halus. Karena kita sebagai muslim tidak diperbolehkan berbuat syirik menganggap boneka mempunyai kekuatan yang dapat memberikan rezeki, keberuntungan, kebahagiaan tentu ini menyalahkan hukum Allah SWT.

Jikalau permasalahan menginginkan boneka arwah adalah menjadi teman curhat lebih baik carilah seseorang untuk dijadikan teman curhat, boneka tidak akan bisa membantu bahkan memberikan tanggapan atas curhatan saja tidak kan. Berfikirlah secara realistis salurkanlah kebahagiaan, kesedihan kita terhadap orang yang kita sayangi. Lebih peka terhadap kamanusiaan yang mungkin lebih banyak membutuhkan seperti anak yang terlantar karena bencana alam, itu lebih baik kita adopsi dari pada mengadopsi boneka arwah yang jelas tidak ada manfaatnya. Ubah arah gerak menjadi lebih manfaat apaalgi seorang publik figur harus bisa mencontohkan yang baik gitu, banyak program kemanusiaan pemerintah yang belum terlalu populer seperti program mencari orang tua pengganti, mungkin dari sini publik figur dapat mempromosikan program tersebut atau menjadikan contoh utama dalam menjadi orang tua pengganti. Toh uang juga sudah banyak kebahagiaan dicari yang realistis saja.

Mungkin ini saja opini yang saya dapat berikan mengenai fenomena boneka arwah yang sedang viral di negeri kita, semoga Allah melindungi kita dari ke syirikan dan mara bahaya lainnya. Aamiin. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun