Mohon tunggu...
Nurul Huda
Nurul Huda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Dosen STAIM Tarate Sumenep
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya adalah Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Dosen Prodi Ekonomi Syariah di STAIM Tarate Sumenep dan Aktif di beberapa organisasi. Profesi Moto : Berbagi Illmu Pengetahuan (Belajar, Berilmu, Beramal & Beribadah). Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gaya Kepemimpinan Transformasional

16 September 2020   05:27 Diperbarui: 16 September 2020   06:47 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disebut pemimpin transformasional karena mimiliki prinsip yang selalu berupaya untuk melakukan yang terbaik demi suatu perubahan besar dengan tujuan ingin membawa organisasi yang dipimpinnya ke arah yang lebih baik, professional dan handal. Perubahan yang diharapkan ini bisa berupa penambahan skill set dan juga kemampuan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya  dengan lebih cepat, lebih maksimal, lebih tepat dan lebih akurat. Organisasi yang dipimpin pada tahap awal diberi tugas dengan beban kerja standar-standar saja dan deadline pekerjaan yang diberikan  cukup lama. Ketika dirasa tim atau organisasi yang dipimpinnya mulai bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik dan selesai sesuai target yang di inginkan, pemimpin mulai menaikkan levelnya dengan memberikan deadline yang lebih cepat. Setelah itu pemimpin mulai mengkondisikan keadaan dengan menambahkan beban tugas yang sedikit berbeda, dengan tingkat kesulitan yang dianggap lebih tinggi levelnya untuk diselesaikan, dan seterusnya sampai tujuan tercapai dengan maksimal. Hadirnya kepemimpin dengan gaya transformasional ini senantiasa akan selalu mendorong organisasinya keluar dari zona nyaman dengan level tugas baru  yang lebih tinggi dan tentu salalu levelnya lebih menantang. Dengan memberikan tugas yang lebih menantang diharapkan organisasi yang dipimpinnya dapat menyelesaikan tugas apapun secara cepat, tepat tentu saja lebih efektif dan lebih efisien. Banyak para ahli berpendapat bahwa transformasi dalam organisasi adalah perubahan virtual. Maksudnya adalah sebuah organisasi apapun atau perusahaan apapun yang menerapkan model kepemimpinan transformasi  ini itu berarti sedang mengalami perubahan mendasar dalam filosofi atau bergerak ke arah yang baru yang lebih efektif dan efisien. Itulah sebabnya mengapa gaya kepemimpinan ini disebut sebagai transformasional. 

Para pemimpin transformasional hebatnya lebih dikenal karena memiliki visi yang kuat dan memiliki semangat tinggi untuk mencapai hal-hal yang lebih besar, lebih produktif karena pemimpin transformasional selalu berpikir besar untuk mencapai tujuan yang besar. Ada beberapa faktor yang berkaitan langsung dengan kepemimpinan situasional adalah hubungan eksternal, sumber daya, budaya organisasi dan manajemen kelompok. Kalau dilihat dari segi metode kepemimpinan, maka para pemimpin transformasional lebih memilih untuk menerapkan metode kepemimpinan di luar budaya organisasi. Beda dengan pemimpin situasional yang berdasarkan pada komunikasi dengan menyesuaikan melalui pendekatan  budaya yang berorientasi pada tim. Dalam artian bahwa  para pemimpin situasional memfokuskan diri mereka untuk mempertahankan pegawai/karyawan yang dianggap memiliki kemampuan atau skill bagus dan menjadikan pengembangan individu sebagai prioritas utama  untuk sebuah kesuksesan dalam bororganisasi. Gaya kepemimpin transformasional tidak hanya menginspirasi banyak orang untuk meraih kesuksesaan atau hasil yang dianggap luar biasa, namun juga kepemimpinan transformasional mengizinkan orang lain untuk masuk dan bergabung dengan tim dalam menyelesaikan pekerjaan bersama-sama. Itulah mengapa para pemimpin yang menerapkan model kepemimpinan transformasional cenderung memiliki kemampun atau kepandaian dalam menyelesaikan berbagai konflik dan juga memiliki hubungan kelompok yang baik, menyenangkan dan sejahtera. 

Kalau kita perhatikan apa dampaknya? Semua sifat yang dimiliki dari kepemimpinan transformasional penerapannya sangat cocok untuk banyak jenis bisnis lainnya. Antara kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan situasional keduanya merupakan gaya kepemimpinan yang handal,  bagus dan unggul  dan semuanya bisa di terapkan dalam sebuah organisasi hanya saja, setiap pemimpin perlu belajar untuk memahami dan mengenal diri mereka dengan baik, untuk mencari tahu model kepemimpinan seperti apa yang cocok yang dianggap lebih pas untuk mereka terapkan. Seorang pemimpin organisasi yang  perlu diketahui dan dipahami  dengan baik adalah kemampuan dalam menerapkan visi misinya yang matang untuk membawa organisasi menuju hasil yang memuaskan. Atau, apakah seorang pemimpin yang lebih memilih untuk beradaptasi terhadap segala situasi yang datang pada lingkungan organisasi yang dipimpinnya? Tentu saja tidak ada yang benar maupun salah, semua pilihan kembali lagi kepada kita sebagai seorang pemimpin karena seorang pemimpin penentu kebijakan. Demikian artikel singkat ini saya tulis, semoga bermanfaat dan menginspirasi kita semua. Aamiin....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun