Dalam rangka untuk menurunkan angka stunting pada balita, mahasiswa belajar bersama komunitas (BBK 2) Universitas Airlangga melakukan program kerja KETUPAT KUNING (Ketuk Pintu Sehat Kurangi Stunting) di Desa Bareng, Kecamatan Kabat, Kota Banyuwangi, Rabu (19/7/2023).
Stunting merupakan keadaan dimana balita mengalami masalah kekurangan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama sehingga terjadi keterlambatan pertumbuhan. Faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting yaitu karena kurangnya pengetahuan orangtua terkait pola makan, pemberian ASI eksklusif, serta perilaku hidup bersih dan sehat.
Perlu adanya intervensi guna meningkatkan pengetahuan orang tua melalui program kerja KETUPAT KUNING dengan metode wawancara. Program kerja KETUPAT KUNING merupakan kegiatan edukasi yang dilaksanakan secara door to door, dimana kami mengunjungi rumah warga yang memiliki balita stunting sesuai yang dikatakan tenaga kesehatan Desa Bareng, "Empat dari lima balita yang mengalami stunting lulus karena usia". Oleh karena itu, di Desa Bareng hanya ada satu balita yang terdata mengalami stunting.
Perwakilan Mahasiswa BBK 2 Unair Fadhilah, Huda dan Princessa mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibu balita, salah satu jawaban yang menjadi perhatian yaitu balita sering mengonsumsi jajanan atau snack dan minuman berperisa serta pemberian MP-ASI sebelum usia 6 bulan. Dari jawaban yang diberikan dapat diketahui bahwa salah satu penyebab balita mengalami stunting, yaitu kesalahan dalam pemberian pola makanan sesuai dengan usianya.Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H