Mohon tunggu...
Hubertus Gilang Aryasatya
Hubertus Gilang Aryasatya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fresh Graduate

Penggemar sepak bola Eropa asal Sleman yang sesekali memberi opini dan bersajak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Hari Bersamanya di Bandar Lampung

9 April 2024   12:10 Diperbarui: 9 April 2024   12:10 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Satu Jalanan Kota Bandar Lampung (Sumber: Republika/Mursalin Yasland)

Aku sedang membonceng seorang teman wanitaku dari Yogyakarta dengan sebuah sepeda motor ketika dalam perjalanan menyusuri kota Bandar Lampung. Kota kelahiranku yang lama tak kujumpai setelah empat tahun terakhir aku berlabuh ke Yogyakarta. Cuaca kala itu cukup cerah dan jalan-jalan disekitar sangat padat karena masih pagi sehingga kami beriringan dengan beberapa orang yang masuk kerja maupun kantor. Hari itu aku sedang mengantar temanku ini menjelajah ke berbagai tempat yang berkaitan dengan keberadaan kebudayaan Lampung.

"Bagaimana rasanya kembali ke Bandar?" Vita, temanku bertanya saat kami berjalan.

"Ya, entah mengapa rasanya campur aduk," jawabku. "Kamu mungkin paham bagaimana empat tahun aku tidak menginjak kaki di kota yang mempunyai arti banyak dalam hidupku. Dengan segala manis pahitnya. Hampir sama menyenangkannya ketika aku berada di Jogja."

"Ahh, yang benar?" ia seperti mencobaiku dengan senyumnya yang bisa kulihat sekilas dari spion motor.

'Benar, sumpah demi apapun. Dan jadi pertanyaanku, apa yang membuatmu penasaran soal rencana tempat yang ingin kita sambangi nanti."

"Riko aku pernah bilang, aku itu penasaran kenapa beberapa orang di berbagai desa hampir tiap ngobrol apa pun salah satu yang mereka ingat itu adalah Lampung. Jadinya ingin tahu tidak sih?"

"Ingin tahu saja atau mau cari siapa nih?" cobaku menggoda.

"Riko, sudah lihat depanmu itu..." jawabnya serasa untuk menutupi wajahnya yang tersenyum malu.

Vita, demikian aku memanggil teman yang kuboncengkan, salah satu wanita yang menarik perhatianku, mempunyai rupa muda seperti teman-teman sebayanya, terlebih rambut panjang hitam kecoklatan yang ada pada dirinya. Ditambah dengen setelan kemeja bermotif garis vertikal biru dan celana panjang berkain jeans berwarna hitam polos. Sungguh salah satu hari yang menyenangkan bisa mengantarnya menyusuri kota ini.

Perhentian pertama kami adalah salah satu rumah adat Lampung yang biasa disebut sebagai Lamban Dalom Kebandaran Marga Balak Lampung Pesisir. Ia terletak di kecamatan Teluk Betung Barat atau empat kilometer dari pusat kota Bandar Lampung. Rumah itu berupa rumah satu tingkat yang dibangun dengan sejenis kayu kamper dengan beratapkan genteng tradisional dan diatasnya terdapat sebuah lambang mahkota adat yang biasa disebut dengan Siger. Rumah adat itu merupakan salah satu ciri khas dari masyarakat suku adat Saibatin yang telah dibangun sejak abad ke-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun