Mohon tunggu...
TAkeh Huang
TAkeh Huang Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kebanyak orang hanya pakai kacamata hitam jadi kurang lihat .Wo tulis yang Wo lihat dengan kaca pembesar .\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

niru/ Plagiat , sadur= nipu sendiri

8 Mei 2011   13:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:57 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suatu etika tak tertulis seyogianya mencantumkan asal kutipap diambil, ini akan  memberikan kesempatan orang lain   turut dapatkan perhatian.  Karena admin tidak dapat urutkan orang meng-copy atau membuat ori.  Batasan tak jelas copy & paste ,  dilhami oleh............... saya menulis, terispirasi oleh,...................  Hampir tidak punya  keberania  Saya contek dari tulisan saudara,.... .......,.......,.......   tak ada yang tulis demikian .

Banyak penulis tak punya wajah ori (photo diri ), karena berbagai alasan atau"wajah  saja tak ada mungkin yang nulis hantu ?" wajah dibalik wajah karikatur adalah diri dari yang palsu .  apakah kita mengikuti kepalsuan satu ke kepalsuan lain . Atau kita berkata ini aku ini diriku ! dibawah ini kepalsuan atau nyata?

7 April 2011 21:50  Fitri.y Yeye hmmm…mnarik..commented your post Orang Kaya Kok Punya Satu TV?


7 April 2011 23:01  Wahyudi Ferry commented your post  sukaaaaaaa

http://regional.kompasiana.com/2011/04/16/anggota-dewan-pilih-kasih/



|16 April 2011 23:19:44   Wa! bersuaralah keras apa yang anda lihat dan rasakan, biar seluruh negri mendengar. terus berjuang untuk sebuah perubahan ! semangat !salam

16 April 2011 23:41:00   Kamsia Koh Takeh

16 April 2011 23:58:27  Ha ! kalau boleh usul buat dalam bentuk gambar . satu foto, tergambar 1000 tulisan kata.
salam.  17 April 2011 00:03:59  Boleh juga usulnya Koh. Ntar dikasih gambar. Kamsia.
Natalia Florencia commented your post da ! ( dibaca Ta ) 16 April 2011 23:42:35   He3x ciamik jg puisinya koh
Seri 1) Fisik Jakarta: Konsep Taman dan Penghijauan
21 April 2011 23:44:10  Ha! hebat, sejuta kata takan bisa mengambarkan pemandang indah ini.salam.
(Seri 1) Fisik Jakarta: Konsep Taman dan Penghijauan that you've

22 April 2011 12:18:52 Hahaha, bebar mas Takeh ….. alam tidak bisa digambarkan lewat kata2 ….. makasih ya …

Penipu atau Anti Ditipu ! (2) Ori
Aminkarim 16 April 2011 07:47:24 Rambut orang sekarang juga sudah bermacam warna. Tidak lagi hitam
16 April 2011 09:16:37             Wa! Ya wa salah pakai kata. Kiasan ketingagalan kereta. he he

http://filsafat.kompasiana.com/2011/04/21/salawat-nabi-mengiringi-puja-puji-baktiku-pada-thien-ti/
Ha! toleransi dari hati yang dalam .Kalau ada Bumi pasti ada Langit. kalau bumi ini kita pijak kita harus bisa bijak.salam (21-4-2011)
http://politik.kompasiana.com/2011/04/21/menristek-lebih-bodoh-dari-keledai/
Ha ! saya tidak sependapat dengan tulisan diatas. membangun bukan untuk besok hari atau dua tahun mendatang. tapi untuk bangsa ini 20-50 tahun mendatang, takkalah saya,anda sudah tiada tapi bangsa ini harus tetap ada. Energi biaya terjankau ( belum temtu murah) untuk jalan produksi pemenuhan kebutuhan rakyat kecil.
Bayangkan LISTRIK biaya mahal ( masa depan) produksi tak dibuat disini , semua jadi import. Rakyat mau kerja apa? Sementara negri jiran malaysia dan RRC punya PLTN bisa produksi biaya murah. Pemerintahan kita akan datang tidak punya waktu &biaya untuk buat PLTN. Karena jaman itu kita tak punya rakyat menengah untuk dipajaki. banyak pindah negri jiran untuk bisa hidup biaya murah & produksi murah.
Wa(saya) tak takut mati karena kematian sudah pasti (60-65 tahun dianggap berkah) yang wa takut bangsa ini tak bisa berarti diumur HUT 100 Th. salam
Menristek Lebih Bodoh dari Keledai? that you've commented before.
Bung Takeh, coba anda bandingkan berapa kali bencana gempa bumi terjadi antara Indonesia dengan Malaysia dan RRC yang memiliki PLTN? Indonesia negara rawan gempa, bung. Kalau setiap kali gempa terjadi kebocoran radiaktif, betapa repotnya pemerintah nanti hanya untuk mengurusi PLTN yg bocor itu.

28 March 2011 20:19:24 http://green.kompasiana.com/polusi/2011/03/28/dukunglah-pembangunan-reaktor-nuklir-pltn-indonesia/
lebih baik cepat kita punya PLTN daripada lamban,dan terlalu banyak kalkulasi faktor resiko.Saya tidak percaya dari jutaan rakyat, apa tidak ada yang disiplin? . Hitungan harga minyak dunia untuk 20 tahun mendatang akan menakutkan dunia usaha dengan biaya tinggi energi yang harus dibayar.Jika pemerintah menjalankan fungsi negara tidak mengantisipasi hal ini,menjadi efek domino negatif ekonomi kita.
29 March 2011 02:58:01 pltn sgt efesien jika udah jalan. kereta api jepang mengandalkan pltn. lha kita andalin batu batara. bakalan habis tuh nanti.


contek tulis yang perna wa tulis sendiri .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun