Perihal merawat orang tua ini sebetulnya tidak semudah ketika jempol kalian.Viralnya cerita tiga anak yang mengirimkan orang tua mereka ke panti ternyata mendapatkan pro dan kontra. Ini bukan soal satu ibu bisa merawat dua hingga tiga anak. Melainkan setiap orang di keluarga memiliki situasi yang berbeda.
Saya pernah cerita sama teman saya yang memilih mengorbankan karir dan hidupnya untuk pulang dari tanah rantau karena orang tuanya sudah tua.
Dia pulang karena saudara-saudara dia sudah berpencar kota dan tinggal sanggup dengan kelakuan orang tuanya.
Saya tahu dan paham sekali keputusan teman saya ini tidak mudah untuk dilakukan. Ketika teman saya hanya memiliki orang tua tunggal, dia merasa ingin memutus karma yang terjadi.
Terlebih dia pun harus merelakan pekerjaan dia di usia produktif. Pulang ke kota asal belum tentu teman saya bisa mendapatkan pekerjaan kembali dengan posisi dan pendapatan yang bagus. Itu makin tidak mudah.
Memang, di dalam keluarganya, tinggal dia sendiri yang belum berkeluarga. Semua saudara-saudaranya seakan memojokkan dia untuk mengurus orang tuanya di kampung halaman.
Teman saya lalu bercerita, masa transisi ketika dia pulang ke rumah pun juga tidak mudah. Apalagi menghadapi sifat orang tuanya yang memang merepotkan. Sifat yang berubah-ubah hingga bisa berdampak ke tetangga sekitar.
Ada rasa malu kata teman saya.
Lalu saya bertanya apa yang membuat mengurus orang tua di masa tua mereka itu lebih sulit?
Ada sifat orang tua dia yang seperti kepribadian ganda dan itu cukup membahayakan bagi anak-anak mereka. Setiap saudaranya sudah pernah mencoba mengajak tinggal bersama, namun adanya ketidakcocokkan membuat orang tua mereka bisa ribut satu sama lain. Entah ribut sama ART atau tetangga, bahkan menantu.