Ibaratnya Pempek dari Palembang, begitu juga halnya dengan bubur Tinutuan yang menjadi kuliner khas dari Manado, Sulawesi Utara. Orang setempat mengenalnya sebagai bubur Manado.
Kuliner bubur tinutuan, jenis kuliner yang kurang familiar di telinga saya untuk pertama kali. Namun, saat teman saya tanya apakah saya ingin mencicipi bubur tinutuan masakannya? Tentu saja saya langsung mengiyakannya.
Berhubung saya belum pernah menginjakkan kaki ke Manado, saya kurang tahu seperti apa situasi di kota tersebut. Namun, bisa saja bubur ini mudah dijumpai di mana saja di kawasan Manado.
Sesuai namanya yakni bubur, makanan ini disajikan sebagai menu sarapan pagi. Namun, tetap enak disantap di waktu kapan pun.


Sayuran yang digunakan seperti kangkung, bayam dan kemanggi yang memberi aroma wangi saat bubur selesai dimasak. Selain itu ada juga daun gedi yang menjadi sayuran khas dari bubur Tinutuan ini. Sayangnya di Palembang, mendapatkan daun gedi tidaklah mudah.
Warna bubur akan menjadi kuning karena pengaruh dari labu, dan tekstur yang kental dari campuran ubi dan labu.
Tinutuan merupakan campuran berbagai macam sayuran, tidak mengandung daging. Sepiring bubur ini saja kita sudah mendapatkan banyak vitamin dan mineral yang sangat sehat untuk dikonsumsi.