Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Langkah Kecil Menyayangi Bumi

10 Mei 2019   22:52 Diperbarui: 10 Mei 2019   23:16 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kantongnya bayar Rp200, kak" seru si kasir mengkonfirmasi untuk memasukkan nominal tersebut ke mesin kasir.

"Oh gak usah mbak, saya ada bawa kantong sendiri," jawab saya sambil mengeluarkan kantong kertas bekas goodie bag acara.

Mungkin kalian sudah tidak asing dulunya dengan trend membawa kantong belanja sendiri ketika berbelanja di swalayan. Ah apaan sih kamu ini kayak SJW saja.

Masyarakat Indonesia sepertinya masih ada yang belum terbiasa dengan kebiasaan mengurangi plastik. Menganggap harga yang diberikan terlalu murah sehingga bagi mereka tidak keberatan. Tapi akan berbeda kalau misalnya harga satu kantong plastik adalah 2 euro. Perlu pikir dua kali untuk tidak membawa kantong plastik sendiri.

Beberapa waktu lalu ada foto bungkus mie instan yang ditemukan setelah 19 tahun di Pantai Sendangbiru, Malang menjadi sorotan. Sebab seolah membuktikan bahwa konsumsi berlebih terhadap plastik, pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terurai. 

Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terurai dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.


Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Minyak, gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui. Semakin banyak penggunaan plastik berarti semakin cepat menghabiskan sumber daya alam tersebut.

Edukasi ke masyarakat perihal pentingnya mengurangi sampah plastik itu perlu tapi akan lebih mengena ketika dimulai dari diri sendiri dulu untuk mengurangi plastik dan memilih bumi.

Apalagi selama Ramadan ini tentunya penggunaan plastik bisa meningkat karena kita membeli takjil dan meminta kantong plastik yang berlebihan.
Lantas gimana, dong? Kita memang tidak mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%. Hal yang memungkinkan adalah dengan memakai ulang plastik (reuse), mengurangi pemakaian plastik (reduce) dengan membawa kantong sendiri, dan mendaur ulang (recycle).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun