Mohon tunggu...
Hartanto Sanjaya
Hartanto Sanjaya Mohon Tunggu... -

follow me @ my indexsite (http://hartantosanjaya.name)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ratu Keguguran

2 April 2010   23:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:01 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_109128" align="alignleft" width="240" caption="Ratu di Taman Nasional Way Kambas (Foto oleh Hartanto)"][/caption] Berita gembira yang hadir pada Pebruari lalu, mengenai kehamilan Ratu (Kompas, 19 Pebruari 2010), sayang sekali tidak bertahan lama. Adalah berita yang datang diakhir bulan Maret lah yang menghapus berita gembira tadi. Ratu dikabarkan mengalami keguguran pada kehamilannya yang pertama ini. Ratu adalah badak betina yang hidup di konservasi badak Sumatera Way Kambas (SRS, Sumatran Rhino Sanctuary), Lampung Timur. Ratu, yang saat ini berumur 9 tahun, tengah menjalani program konservasi di TNWK (Taman Nasional Way Kambas). Andalas, badak jantan yang juga berusia 9 tahun, dipasangkan dengan Ratu, dan pada Januari lalu diberitakan sukses menjalani perkawinan setelah dilakukan pendekatan berbulan-bulan. Pemeriksaan USG pada pertengahan Pebruari mengindikasikan adanya gambar kantung embrio disertai fetus dan tali pusar yang berkembang, dan kemudian Ratu dinyatakan bunting. Berita ini tentunya segera mendunia dan disambut gembira karena merupakan peristiwa langka. Keberhasilan perkawinan badak dalam program konservasi baru terjadi di kebun binatang Cincinnati, Amerika Serikat. Sayang sekali, saat pemeriksaan USG pada bulan Maret embrio tidak ditemukan lagi. Dr Susie Ellis, Direktur Eksekutif IRF (International Rhino Foundation) mengatakan: "This is not unusual for a rhino’s first pregnancy. While we are saddened by this loss, the fact that we achieved a pregnancy confirms that our work with the Sumatran rhino breeding program is progressing. Ratu and Andalas are healthy and have produced one pregnancy, so we are optimistic that success will soon be achieved.” Ditengah kesedihan ini, rasa optimis memang harus tetap kita jaga, agar program konservasi badak Sumatera dapat terus dilanjutkan. Perlu kita ingat bahwa badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) saat ini populasinya hanya sekitar 200 ekor di alam bebas, dan termasuk salah satu spesies langka di dunia yang harus kita jaga bersama. Penghargaan yang tinggi patut kita berikan pada para petugas di SRS dalam menjalankan tugasnya mengawal konservasi badak secara langsung. Salam lestari..! Hartanto Sanjaya Pemerhati Konservasi pada Forum Badak Indonesia (badak.web.id) Blogger, tinggal di Bogor (hartanto.wordpress.com) Dari berbagai sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun