Kelas Akselerasi Bukan Kelas Balapan!

Akselerasi, mendengar namanya tentu kita akan berfikir bahwa apapun yang ada di dalamnya berlangsung cepat dari biasanya. Begitupula dengan kelas khusus program akselerasi yang kini mulai menjamur di berbagai daerah di Indonesia. Banyak sekolah- sekolah baik negeri ataupun swasta yang mulai membuat kelas khusus bagi siswa- siswinya yang berintelegensi tinggi dan mampu menyelesaikan pendidikannya lebih cepat dari teman sebayanya yang lain.

Kelas akselerasi memang banyak memberikan kontribusi dan kemanfaatan terhadap anak- anak cerdas dan berbakat istimewa (gifted) yaitu mereka akan belajar sesuai kapasitas yang mereka miliki, penghematan waktu, dll. Orang tuapun juga memperoleh banyak manfaat dengan adanya kelas akselerasi, yaitu penghematan biaya dan memperoleh perasaan bangga atas pencapaian prestasi yang telah diperoleh sang anak. Begitupula dengan guru dan lembaga pendidikan tempat mereka belajar. Guru dan lembaga uga akan memperoleh keuntungan dari adanya kelas akselerasi. Sekolah akan mendapatkan kenaikan rating dan memperoleh prestasi bersamaan dengan prestasi yang diperoleh oleh anak- anak dalam kelas akselerasi.

Namun, tidak banyak orang yang menggunakan kelas akselerasi hanya sebagai ajang balapan. Peninggi rasa gengsi dan penaik reputasi orang tua atau guru. Hal ini yang menyebabkan perlunya pemahaman khusus dan pertimbangan bagi para siswa da orang tua untuk berfikir ke depan. Apakah sang anak mampu belajar sesuai kurikulum yang ditetapkan di kelas yang membutuhkan waktu lebih cepat dari sekolah waktu tempuh pada umumnya agar tidak terjadi kegagalan produk atau malah aka merusak psikologis sang anak yang kurang mampu bertahan di kelas tersebut.

Kelas akselerasi diperuntukkan bagi anak- anak yang memang memiliki kapasitas sesuai dengan sistem yang berjalan di dalamnya. Bukan berarti ini merupakan ajang balapan bagi siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa berkemampuan normal lainnya. Ini hanya merupakan layanan bagi siswa yang memang memiliki kebutuhan khusus dalam bidang pendidikannya agar semua kapasitas kemampuannya dapat tersalurkan secra optimal dan bermanfaat penuh bagi dirinya dan orang- orang disekelilingnya. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari artikel ini. Terutama bagi para orang tua, agar tidak lagi memaksakan kehendaknya pada sang anak. Biarkan anak menggali bakat mereka, menemukan jati diri merek sebenarnya. Orang tua hanya mengawasi, membimbing, dan memfasilitasi sang anak agar bisa mencapai tujuan hidupnya kelak.