Ketika bersama rekan sejawat, seorang guru juga dapat melakukan coaching. Coaching tidak hanya diberikan guru untuk murid saja. Seorang guru dapat melakukan coaching kepada guru lain untuk memberdayakan mereka dalam menghadapi kesulitan-kesulitan di kelas ataupun hal-hal lain di luar kelas dalam lingkup pendidikan sekolah mereka. Setiap guru bisa menjadi coach bagi guru lain, dan seorang guru yang merupakan coachee bagi guru lain, bisa saja menjadi coach bagi guru yang lainnya lainnya lagi. Jadi terbentuk interaksi yang saling memperkuat satu sama lain. Saling memberdayakan dan membantu membangkitkan potensi semua orang di sekitarnya. Memalui penerapan prinsip-prinsip coaching di sekolah, maka akan terbentuk iklim sekolah yang sehat, berkeinginan maju dan dinamis.
Saya mengimpikan sebuah sekolah di mana di dalam sekolah itu, saya bersama-sama rekan sejawat di sekolah, guru akan dapat membentuk lingkungan sekolah yang kondusif dan efektif untuk kegiatan belajar murid. Guru-guru memberikan pembelajaran sesuai kebutuhan murid. Guru-guru mengajari murid bagaimana agar selalu berada dalam kesadaran diri, melakukan manajemen diri, memiliki kesadaran sosial, memiliki keterampilan berelasi dengan orang-orang di sekitarnya, dan mampu mengambil keputusan-keputusan yang terbaik dan bertanggungjawab. Guru-guru  akan memberikan coaching kepada murid dan rekan-rekan mereka untuk membuat semua orang menjadi warga sekolah yang mandiri dan berdaya. Sekolah akan menjadi tempat yang aman, menyenangkan, dan memberikan ruang tumbuh berkembang murid menjadi individu-individu hebat sesuai kodratnya masing-masing. Sekolah di mana dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru-guru berdasarkan kebutuhan murid-muridnya. Sekolah yang di dalamnya setiap orang saling memberdayakan satu sama lain sesuai potensi yang mereka miliki.
Mungkinkah Sekolah yang demikian bisa terbentuk? Jawabannya sangatlah mungkin. Tetapi pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang mudah bahkan akan menjadi sesuatu yang sia-sia jika dilakukan sendirian. Ini adalah sebuah pekerjaan besar. Semua komponen sekolah harus ikut ambil bagian di dalamnya, karena pekerjaan besar ini jikalau diibaratkan sebuah bongkahan batu yang besar, maka takkan mampu digelindingkan untuk bergerak maju jika hanya didorong oleh satu orang. Tugas seorang guru penggerak adalah membuat semua komponen ikut ambil bagian dalam pekerjaan besar ini. Guru penggerak akan mempengaruhi orang-orang dalam lingkaran pengaruhnya untuk membuat sekolah menjadi tempat terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan murid sehingga bisa memanfaatkan seluruh potensinya untuk mencapai kodratnya.
Ketika saya membayangkan hal ini, dan saya berada dalam posisi penggerak, jujur ada keraguan apakah saya akan mampu melakukannya. Sebagai seorang guru, tentu di dalam hati nurani kita selalu ada keinginan untuk memajukan sekolah atau pendidikan baik di lingkup terkecil yaitu kelas kita mengajar, hingga ke lingkup yang lebih tinggi, yaitu sekolah bahkan pendidikan di negara ini. Tetapi  mengingat pengalaman pengalaman sebelumnya, keinginan itu sulit sekali untuk diwujudkan. Saya seringkali berada pada posisi tidakberdaya ketika saya merasa hanya bekerja seorang diri.
Setelah mempelajari banyak materi di pendidikan calon guru penggerak ini, saya merasa tercerahkan. Walaupun secara teoritis semua itu bisa dilakukan, saya merasa tantangan dan hambatan sangatlah besar. Akan tetapi, saya akan memulai dari diri saya sendiri sambil terus bergerak untuk mempengaruhi orang-orang di sekitar saya untuk ikut bergerak. Saya akan menjadi pemimpin pembelajaran di kelas saya sendiri. Kemudian akan mengimbaskan apa-apa yang saya miliki kepada rekan-rekan lain. Semua orang harus bergerak, di situlah kuncinya. Bergerak dengan kesadaran ke arah yang sama. Bersama-sama kami akan menyamakan visi dan konsisten dengan cita-cita bersama. Pengetahuan dan keterampilan melaksanakan coaching akan dibutuhkan di setiap kesempatan untuk memberdayakan semua orang di sekitar saya. Semoga sekolah impian itu bisa terwujud. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H