Gonjang ganjing pelarangan transaksi jual beli produk di TikTok Shop, menjadi berita viral untuk beberapa minggu.
Berjualan lewat TikTok banyak yang diuntungkan namun banyak juga yang dirugikan.
Pedagang di pasar mengeluh karena penjualan menurun drastis. Otomatis pendapatan pun menurun drastis.
Sementara yang berjualan lewat TikTok meraup keuntungan fantastis.
Pada saat saya baru niat berjualan produk-produk UMKM Â lewat TikTok Shop, eh, Kementerian Perdagangan sudah melarangnya dan tutuplah sudah. Ya sudah kembali lagi aktivitas transaksi, jualan dan belanja secara manual.
Permasalahannya, sebagai produsen telur asin bukan hanya karena TikTok Shop dilarang, tapi efek kemarau panjang memicu bahan baku telur bebek mentah langka.
Kurangnya air membuat bebek tidak produktif. Nggak bisa bertelur. Para peternak pun menjerit, tapi harus sabar. Begitu juga saya dituntut kesabaran ekstra menanti bebek-bebek bertelur.
Produksi telur asin yang sudah lama saya jalani, sementara tersendat-sendat. Banyak permintaan dari perorangan maupun warung-warung yang biasa saya titip-jual telur asin. Mereka pun harus sabar menanti saya kirim lagi.
Sambil menunggu musim hujan, saya berjualan produk-produk dari para produsen pelaku UMKM setempat. Tanpa TikTok.
TikTok Shop dilarang lalu ditutup, tidak masalah. Asalkan bebek masih bisa bertelur dan saya bisa lancar kembali produksi telur asin. Begitulah. Wkwk...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H