Sosok penghuni pohon aren yang lain mengenakan PDH.
Kalau hanya mendengar suara-suara tanpa rupa bagiku sudah menjadi hal biasa. Di rumahku, sering juga tiba-tiba tercium aroma wangi yang berlangsung cukup lama. Mungkin kalau ada anggota keluarga yang lain aku tidak berpikiran aneh-aneh. Bisa saja anak-anakku atau suami yang memakai parfum. Atau ada yang habis keramas menggunakan shampoo.
Suara-suara yang terdengar dan aroma wewangian yang tercium saat tidak ada penghuni rumah selain aku, awalnya sempat membuat merinding. Tapi lama-kelamaan karena sering terjadi akhirnya aku anggap angin lalu. Aku abaikan saat hal-hal itu terjadi.
Yang membuatku kaget adalah ketika muncul bayangan-bayangan di dalam rumah. Entah di dekat kamar mandi, di dapur, atau di sudut-sudut ruangan yang lain.
Suatu hari saat tidak ada orang lain di rumah, aku tiduran di kamar sambil baca buku. Tiba-tiba terdengar suara sepatu seperti langkah kaki orang berjalan. Aku pikir paling suamiku yang pulang dari sekolah. Aku lanjutkan membaca buku  setelah merubah posisi badanku, miring menghadap ke pintu kamar.
Beberapa detik kemudian  suamiku yang masih mengenakan pakaian dinas melongok ke kamar melihatku yang sedang tiduran. Aku hanya melirik badannya tanpa melihat ke arah mukanya. Hal itu memang biasa dilakukan suamiku, hampir setiap pulang mengajar. Begitu masuk rumah sebelum melepas pakaian dan sepatu selalu melongok ke kamar.
Siang itu aku pikir seperti biasa setelah melongok ke kamar suamiku langsung melepas sepatu dan ganti baju lalu ke meja makan. Sebelum dia makan aku buru-buru bangun dari tempat tidur dan mencarinya. Namun aku melihat ke rak sepatu tidak ada sepatu yang baru di lepas. Lalu ke kamar ganti juga tidak ada suamiku.
Mungkin hanya imajinasiku, tapi bisa jadi manifestasi dari roh penghuni rumahku. Karena aku melihat nyata wujud badan yang mengenakan pakaian dinas setelah mendengar langkah sepatu yang tak asing lagi. Hanya saja aku tidak sempat melihat wajah sosok itu. Dan tidak sempat melihat kakinya menapak di bumi atau melayang karena terhalang sisi tempat tidur. Mungkinkah sebelumnya dia sebagai penghuni pohon aren lainnya? Entahlah.
Sejak kejadian itu sosok  yang mengenakan PDH, beberapa kali aku lihat di rumah meskipun hanya sekelebat. Entah berkepala atau tidak yang pasti aku hanya melihat badannya yang berpakaian seragam harian. Kemunculannya yang selalu tiba-tiba di beberapa sudut ruangan sudah mulai aku abaikan. Secara kebetulan memang aku tidak pernah melihat mukanya. Dan sekarang aku hanya percaya suamiku yang datang jika sebelumnya memberikan kode  berdehem dua kali.
(BERSAMBUNG...)