Gara-gara politik,
mereka menganggapku musuh, momok, dan gemblung
Karena aku memilih kades yang kemudian jadi
Ketika pilihanku gagal jadi
Aku dianggap pemberontak, pendebat, dan oposan
Gara-gara politik,
mereka menganggapku lawan, antagonis, dan penentang
Karena pilihan bupati mereka jadi
Dan ketika pilihanku jadi
Aku tetap dianggap tambeng, inversi, dan penghalang
Gara-gara politik,
mereka menganggapku rival, tandingan, dan saingan
Karena pilihan gubernur mereka jadi
Dan aku dianggap ancaman, bahaya, dan penghadang
Ketika pilihanku jadi
Gara-gara politik,
mereka menganggapku  seteru, antitesis, dan pengkritik
Karena pilihan presiden mereka jadi
Dan pilihanku gagal jadi
Lalu gagal jadi lagi
Lalu salah apa dengan politik?
Sedangkan aku berpolitik dengan bergembira ria
Meskipun kontestan sebenarnya kadang berdukacita
Kehilangan yang dimiliki dan tak teraih sebuah keinginan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H