Mohon tunggu...
Ety Supriyatin
Ety Supriyatin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca

Menulis apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. â– JUST BE MYSELFâ– 

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Produksi Cimplung sebagai Alternatif Usaha Baru

23 November 2022   15:35 Diperbarui: 26 November 2022   09:25 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Mungkin bagi sebagian orang terutama yang berasal dari luar pulau Jawa, kata cimplung terasa asing di telinga mereka. Makanan khas Banyumas ini menjadi camilan favorit bagi masyarakat Banyumas dan beberapa kabupaten sekitarnya seperti Cilacap, Purbalingga, Tegal dan Brebes.

Sejak adanya pandemi Covid-19 para penderes (penyadap nira kelapa) mencoba usaha terobosan baru. Biasanya mereka hanya memproduksi gula merah.

Disamping tetap menderes air nira kelapa untuk dijadikan gula merah, sambil dimasak nira tersebut juga untuk  merebus umbi-umbian yang merupakan bahan dasar cimplung. Berberapa umbi-umbian yang biasa dibuat cimplung adalah singkong, talas, ubi jalar atau ketela rambat. Beberapa jenis pisang juga bisa dibuat cimplung. Tapi ada yang lebih disukai banyak orang yaitu cimplung yang terbuat dari kelapa muda (degan). Biasanya setiap buah kelapa muda dibuat utuh dan dibentuk seperti jari-jari tangan sebelum dimasukkan rebusan air nira. Rupanya yang menarik terbalut gula  mengkilap kecoklatan sangat mengundang selera untuk segera menikmatinya.

Baca juga: Sebuah Pertapaan

Walaupun peminat cimplung tergantung selera masing-masing, menurut para penderes yang sebagian sebagai produsen cimplung, paling laris dalam penjualan adalah cimplung degan. Meskipun harganya jauh lebih mahal dibanding cimplung bahan lainnya, peminat dari luar kota paling banyak membeli cimplung degan. Rasanya yang manis legit dan kenyal, cocok untuk teman minum teh tawar hangat. Tapi cimplung bahan lainnya juga tak kalah enaknya.

Alasan lain penderes membuat cimplung karena harga jual gula merah masih tergolong murah dan kurang mencukupi untuk membeli kebutuhan sehari-hari yang semakin mahal. Sehingga sebagai terobosan lain mereka membuat aneka cimplung dan dipasarkan secara offline maupun online.

Untuk box ukuran 1 Kg cimplung degan dihargai 40.000 rupiah. Kemasan isi 500 gram 22.000 rupiah. Bahan cimplung lain selain degan biasa dijual kemasan isi 500 gram dengan harga 10.000 rupiah. Sedangkan cimplung pisang harga 15.000 per 500 gram.

Bagi yang ingin membuat cimplung sendiri juga bisa dilakukan di rumah dengan membeli air nira yang mentah. Namun terlalu ribet dan makan waktu yang lama hingga berjam-jam.

Proses pembuatan cimplung sangat mudah. Air nira dimasukkan dalam kuwali, lalu bahan cimplung yang sudah bersih dimasukkan kedalam air nira. Direbus hingga air nira mengental dengan api besar. Lalu angkat cimplung yang sudah matang. Baru menyusul nira yang sudah siap dicetak menjadi gula merah.

Memang ada pengaruhnya sedikit  kalau air nira sekaligus dipakai untuk membuat cimplung, hasil gulanya kurang begitu bagus. Tapi para penderes memilih untuk mencari tambahan penghasilan lain dengan membuat cimplung yang harganya tinggi.

Baca juga: Permata Hati

Semoga para penderes sebagai produsen cimplung bisa bertahan dan semakin luas pasar cimplung sampai ke luar Jawa.

Bms, 23 November 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun