Mohon tunggu...
Ety Supriyatin
Ety Supriyatin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca

Menulis apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. â– JUST BE MYSELFâ– 

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pak Untung yang Beruntung

21 November 2022   20:00 Diperbarui: 21 November 2022   20:04 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasib orang tak ada yang tahu. Tuhan menentukan siapa-siapa yang dikehendaki mau sukses atau hidup pas-pasan.

Pak Untung, seorang penjaga sekolah di SMA-ku, tiga puluh lima tahun silam. Tiga tahun masa sekolah aku kenal baik dengan pak Untung yang istrinya jualan di kantin sekolah juga. Setiap hari tentunya aku ketemu dengan pak Untung kecuali hari libur. Beliau orang yang baik, meskipun secara fisik mungkin tergolong biasa-biasa saja. Murid-murid sekolah saat itu juga akrab dengan pak Untung. Meskipun ada pekerjaan yang harus dilakukan terkait tugas sebagai penjaga sekolah, beliau juga rajin membantu istrinya. Pagi-pagi ikut membawa barang-barang dagangan istrinya dan menata rapi di warungnya. Saat jam istirahat beliau juga membantu melayani anak-anak yang jajan.

Para pengajar semua sayang sama pak Untung, juga kepala sekolah. Pengabdian yang berpuluh-puluh tahun tanpa tanda jasa dilakukannya dengan ikhlas. Sifat penyabar yang dimilikinya berusaha bertahan menjadi penjaga sekolah meskipun dengan gaji yang tak seberapa.

Belakangan baru aku tahu kehidupan beliau yang sudah mapan. Tiga puluh lima tahun sejak lulus SMA aku baru ketemu pak Untung satu kali. Waktu itu aku naik sepeda motor dan beliau menyetir mobilnya. Pas sedang parkir di depan toko aku menyapa beliau. Rupanya pak Untung sudah lupa denganku dan sempat menanyakan namaku. Betapa senangnya bertemu dengan penjaga sekolah dulu. Sepertinya tak ada yang berubah dengan kesederhaan pak Untung meskipun sudah bermobil. Masih tetap sopan, dan menunjukkan keakrabannya. Wajahnya pun tak banyak berubah, hanya terlihat kerutan-kerutan sedikit. Kami ngobrol-ngobrol sebentar tapi tidak sempat mengenang masa lalu.

Dalam perjalanan pulang, aku berdecak kagum dengan seorang pak Untung. Beberapa hari sebelum ketemu memang sudah aku dengar perubahan ekonomi pak Untung dari salah seorang teman. Bahkan beliau sudah menunaikan ibadah haji. Anak-anaknya sudah pada sukses semua. Rupanya nama yang diberikan oleh orang tuanya membawa keberkahan. Pak Untung yang Beruntung.

Semoga beliau selalu diberi kesehatan dan panjang umur.

Baca juga: Bersama Hujan

Bms, 21 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun