Mohon tunggu...
Ety Supriyatin
Ety Supriyatin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca

Menulis apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. â– JUST BE MYSELFâ– 

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mak Lampir, Aduh Maak

15 Oktober 2022   15:55 Diperbarui: 15 Oktober 2022   16:00 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mak Lampir sesi 1

Parasmu ayu dan lugu
Nan anggun mempesona
Tapi...
Pujaan hati yang tak bisa  kau miliki
Membawa dendam tak berkesudahan
Tirakatmu untuk mencari yang hilang
Yang ada di depan menjadi harapan
Tumbalmu menjadikan buruk rupamu
Ternyata harapan tinggallah harapan
Tak sadarkah pujaan hati tak mau lagi denganmu
Lalu...
Kau musnahkan bangsa pujaanmu
Karena dendam membara yang tersisa
Hingga pasangan lain menjadi tumbalmu
Sepanjang masa

Mak Lampir Sesi 2

Tongkat sakti tak pernah lepas dari genggaman
Untuk kau gunakan berjalan dan sesekali diacungkan
Acungkan lurus untuk perintah
Acungkan ke atas ketika murka
Dan diletakkan saat lelah

Dendam masa lalu yang membeku
Terbalaskan lewat tangan-tangan dingin yang kaku
Tongkatmu senjata bangsamu
Puas harapan terengkuh sudah
Dan hilang segala gundah

Parasmu masih cantik
Tawamu yang terkekeh mengandung aura mengganas
Selamatkan bangsamu untuk penuhi janjimu
Tanpa rambu kau melaju
Gila
Menggebu
Penuhi nafsu

Mak Lampir Sesi 3

Saatnya nanti
Kau kan tersipu
Sebelum terbunuh satu-persatu
dan bangsamu melewati waktu
Sebagai tumbal kecongkakanmu
Dan akhirnya musnah ambisi
Hingga harapan yang terus mati

Bms, 15 Okt'22

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun