Mohon tunggu...
Ety Supriyatin
Ety Supriyatin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca

Menulis apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. ■JUST BE MYSELF■

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mistis, Situs Tabet Nyai Roro Sembodro di Banyumas

9 Oktober 2022   21:10 Diperbarui: 12 Oktober 2022   14:44 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sebuah makam seluas lebih kurang 5 x 6 meter yang terletak di Desa Banjaranyar, Kecamatan Pekuncen - Banyumas, konon merupakan makam seseorang yang terkait dengan salah satu Wali Songo yaitu Sunan Kalijaga. Kebenaran cerita hubungannya apa dengsn Sunan Kalijaga hingga kini belum ada yang mengetahui secara pasti. Apalagi para sesepuh di wilayah sekitar makam tersebut yang dikenal dengan sebutan Tabet, sampai sekarang sudah banyak yang meninggal dunia  sehingga tidak ada saksi sejarah yang akurat.
Masyarakat hanya mengetahui cerita Tabet tersebut adalah makam Dewi Roro Sembodro atau banyak yang menyebutnya Nyai Roro Sembodro. Seorang wanita sufi yang ilmunya tinggi, seperguruan dan seangkatan  dengan tokoh sufi Tarekat Syatariyah yaitu Syeh Abdul Muhyi Pamijahan Ciamis.
Menurut cerita, Tabet  tersebut sangat angker. Dilihat sepintas  lokasinyapun sangat mistis. Konon setiap malam Jum'at kliwon dari makam tersebut keluar wujud macan berwarna putih berjalan di sekitar makam sampai ke jalan yang untuk lalulintas penduduk. Menjelang pagi macan putih tersebut masuk ke area makam kembali.
Setiap tahun pada bulan Asyura masyarakat sekitar selalu mengadakan ritual khusus yaitu sedekah bumi.
Tabet yang  tepatnya berada di grumbul Pranyeng (dulu bernama Parakan Sinjang Tengah), juga dipercaya mendatangkan kesialan bagi pegawai yang masuk ke grumbul tersebut. Sehingga selama berpuluh - puluh tahun tidak ada pegawai apapun terutama pegawai negeri yang berani masuk karena takut dipecat atau diturunkan jabatannya.
Cerita lain keanehan grumbul atau makam tersebut, apabila ada maling masuk ke grumbul tersebut hanya bisa berputar - putar seperti  kebingungan dan tersesat. Sehingga masyarakat di grumbul Pranyeng merasa hidup tenang dan nyaman dari gangguan pencuri dan orang jahat.
Seiring berjalannya waktu dan perubahan pola pikir masyarakat yang lebih modern, Tabet tersebut dipercaya sebagian orang sudah tidak keramat lagi. Ritual  tahunan sedekah bumi juga sudah tidak diadakan di depan Tabet lagi, meskipun masih ada yang menjalani tapi di tempat yang lain.
Dan yang lebih tidak diyakini lagi, pegawai negeri apapun sudah terbiasa keluar masuk grumbul tersebut. Makam yang dulu angkerpun sekarang sudah dipugar dan dibangun lebih terlihat rapi meskipun masih ada  unsur mistisnya. Dan masih ada juga yang berziarah terutama justru dari luar grumbul tersebut.

Bms, 9 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun