Tidak dipungkiri lagi, kemajuan teknologi secara nyata sudah menggeser minat baca pada masyarakat terutama pada anak-anak.
Memang, mereka masih bisa membaca novel ataupun buku-buku terkenal yang ada di aplikasi handphone. Hal itu masih mendingan dibanding yang hanya menggunakan handphone untuk bermain game atau aplikasi lain yang kurang mendidik.
Minat membaca buku masyarakat Indonesia sangat rendah dibanding dengan negara-negara lain. Atas dasar kenyataan tersebut hati saya tergugah untuk menggali calon pegiat literasi. Berawal dengan membuat wadah para pelajar dan mahasiswa yang merupakan salah satu program dari FORDAYA (Forum Pemberdayaan) yang ada di desa saya, diharapkan ke depan akan terwujud berdirinya perpustakaan desa untuk menggugah minat baca masyarakat terutama pelajar dan mahasiswa itu sendiri.
Selain melalui Fordaya Pelma (Pelajar dan Mahasiswa), saya juga sudah mulai merintis anak-anak TPQ yang masih duduk di bangku SD untuk berlatih mengarang cerita. Dengan sering latihan menulis secara otomatis  anak-anak mulai gemar membaca. Apalagi yang dibaca adalah hasil karya sendiri ataupun hasil tulisan teman-temannya.
Pada awalnya mereka seperti malas-malasan ketika saya menyuruh  mengambil alat tulis untuk latihan mengarang. Tapi ketika metode yang saya terapkan adalah menulis estafet dengan batasan  waktu, mereka sangat antusias mengikuti instruksi yang saya berikan. Bahkan mereka terkesan berlomba menulis lebih banyak dengan hitungan waktu tertentu. Kumpulan tulisan anak-anak itulah yang nantinya akan saya jadikan buku untuk koleksi bahan bacaan meskipun belum melalui penerbit tapi hanya lembaran fotokopi  yang dijilid menyerupai buku.
Walaupun masih banyak yang belum sesuai aturan baku penulisan yang benar, tapi saya mengapresiasi semangat mereka untuk terus latihan menulis dan menulis, membaca dan membaca sampai mereka merasa bahwa menulis dan membaca adalah jauh lebih bermanfaat dari pada sekedar bermain handphone atau lebih tepatnya ngegame.
Dan kenyataan yang masih berjalan sekarang, mereka justru sering minta untuk menulis sebagai ruang curhat ketika mengalami kejadian-kejadian yang menyenangkan ataupun menuangkan kekesalan dengan teman dan cerita-cerita yang lainnya. Semoga hal ini merupakan awal yang baik dan di masa yang akan datang bisa menjadi generasi pegiat literasi ( Jts )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H