Dengan terbiasa mendapatkan perlakuan yang otoriter dari orang tua maka sang anak akan menjadi kurang asertif ia akan mudah mengalah, mudah tersinggung, kurang yakin pada diri sendiri dan sukar memulai komunikasi dengan orang lain.Â
Contohnya Lisa adalah mahasiswi dari Uhamka yang mendapatkan pola asuh otoriter dari orang tuanya, keinginan Lisa selalu di kekang oleh orang tuanya sampai Lisa menjadi anak yang susah memutuskan sebuah keputusan. Sewaktu ketika Lisa mendapatkan sebuah pilihan untuk memilih jurusan, Lisa kesusahan dalam memilih dikarenakan Lisa jarang diberikan kebebasan dalam berpendapat.Â
Hal hasil Lisa memilih jurusan yang ternyata tidak sesuai dengan passion dia dan menjadi salah jurusan. Lisa juga pernah terlibat perang batin karena ia memiliki masalah dengan temannya tetapi Lisa tidak berani mengutarakan ketidaksukaan ia kepada temannya karena takut temannya marah dengan dia dan meninggalkan dia. Lisa terus memendam perasaan ini terus menerus dan akhirnya ia tersiksa sendiri.
Dengan menanamkan sikap asertif pada anak sejak dini maka sikap-sikap itulah tidak akan ada pada diri anak. Menurut Mega Cahya Dwi Lestari Anak perlu diberikan pemahaman tentang makna asertif atau bertindak asertif, sehingga anak dapat mengetahui saat yang tepat untuk bersikap asertif atau mempertahankan diri dan saat yang tepat untuk bersikap non asertif atau mengalah dalam menjaga perasaan orang lain.Â
Dengan tidak mengekang mereka pasti anak akan lebih asertif dan lebih percaya diri dalam mengembangkan sikap emosional dan komunikasi kepada orang banyak.Â
Â
Peran orang tua memang sangat penting dalam perkembangan psikologi anak dan pendidikan. Memberikan Pola asuh otoriter tentu akan berdampak buruk bagi anak. Daripada mengekang lebih baik Orang tua Meminta Anak Untuk Memilih Memilih dan mengambil keputusan berkaitan dengan kemandirian.Â
Mintalah anak untuk memilih sendiri sesuai keinginan dan kesukaannya, tidak harus bergantung kepada orang tua atau temannya. Mengembangkan Komunikasi Asertif pada anak akan menyatakan apa adanya perasaan atau emosinya seseorang tidak akan dikendalikan orang lain, efektif dalam berinteraksi, lebih dihargai orang dan menjadi lebih percaya diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H