Pertama kali saya memasuki dunia perkuliahan yaitu dengan mengikuti Masa-masa orientasi di tingkat universitas dan fakultas, kami diberi banyak pelatihan-pelatihan softskill. Dimana membantu kami dalam mejalani dunia perkuliahan yang sangat berbeda saat masa-masa kami sekolah dulu. Metode pembelajaran kami yaitu dengan experiential learning. Yaitu model pembelajaran yang dikembangkan oleh David Kolbs pada dasarnya pembelajaran eksperiensial ini sederhana dimulai dengan melakukan (do), refleksikan (refelct) dan kemudian terapkan (apply).
Jika dielaborasi lagi maka akan teridiri dari lima langkah, yaitu mulai dari proses mengalami (experience), bagi (share), “dirasa-rasa” atau analisis pengalaman tersebut (proccess), ambil hikmah atau simpulkan (generalize), dan terapkan (apply). Sangat menyenangkan. Kami diberikan masalah atau tugas dimana kami terlibat secara langsung, membangun strategi dan memecahkan masalah yang kami hadapi agar tujuan-tujuan dari permainan tersebut tercapai. Betul pepatah menyataan “pengalaman adalah guru terbaik”. Setelah kami selesai bermain games-games yang diberikan oleh fasilitator kami mengevaluasi bersama, apakah tujuan sudah tercapai, jika belum mengapa, jika sudah mengapa, setelah itu, masalah tersebut diaplikasikan kehal-hal sederhana yang terjadi setiap hari. Atau hal-hal yang akan kami hadapi nantinya. Baikkah EL ini diterapkan dalam sistem pendidikan kita?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H