Mohon tunggu...
wawan ridwan
wawan ridwan Mohon Tunggu... Dosen - Building Spiritual Moderate Islamic value

hiduplah dengan pengetahuan dan kesederhanaan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Demokrat Rasa Oligarki, Prahara yang Belum Selesai

4 Maret 2021   20:25 Diperbarui: 4 Maret 2021   20:46 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengurus Partai Demokrat dan tentunya atas seijin SBY kembali mengambil tindakan tegas  kader-kader partai yang dianggapnya menebarkan kebencian dan permusuhan di kalangan internal partai, untuk lebih menyolidkan di antara kader partai maka diambi keputusan tegas dengan pemberhentian dan pemecatan kader diantaranya mantan sekjen partai demokrat dan mantan ketua DPR Marzukie Alie, Jhoni Allen, Darmizal dan beberapa kader lainnya yang selama ini mendukung ide Kongres Luar Biasa (KLB) yang diantara agendanya penggantian Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum partai demokrat. 

Pelaksanaan Kongres Luar Biasa di partai demokrat bukanlah hal yang baru, kepempimnan AHY sekarang juga tidak lepas dari Kongres Luar Biasa di bandung di mana saat itu Anas Urbaningrum dipaksa mundur dari ketua umum karena terkena kasus korupsi hambalang dan digantikan oleh Susilo Bambang Yudhono (SBY) sebagai ketua umum dan Edhy Baskoro sebagai sekjen.

Riak ketidak puasaan  dari kepemimpinan AHY sejak terpilih sebagai ketua umum partai sebenarnya sudah ada, AHY yang terpilih secara aklamasi dalam kongres partai demokrat dinilai oleh sebagian kalangan newscomer tidak pernah aktif di partai, karena memang AHY yang sebelumnya adalah personel TNI aktif yang secara undang-undang dilarang untuk aktif dibidang politik.

AHY mulai aktif di partai setelah beliau mengundurkan diri dari TNI ketika dicalonkan menjadi calon gubernur di DKI Jakarta, yang betpasangan dengan Sylviana Murni, walaupun akhitnya kalah AHY melanjutkan kiprahnya di partai demokrat sebagai putra sulung dari SBY tentu hal yang mudah bagi AHY untuk menduduki jabatan ketua umum partai, yang dinilai oleh sebagian kader partai dan pengamat sebagai partai demokrat oligarkhi cikeas, yang tentunya menimbulkan resistensi di kalangan kader sendiri.

Sejak AHY mengadakan konpres tentang adanya unsur-unsur luar dari luar yang ingin menjadikan partai demokrat sebagai tunggangan sebagai tiket di Pilpres 2024, reaksi dan gejolak semakin keruh dan saling tuding diantara para kader yang levelnya bukan para pendiri dan pencetus awal dari berdirinya partai demokrat, eskalasinya dipandang sebagai dinamika partai politik yaang biasa dialami oleh partai manapun.

Akan tetapi setelah SBY langsung masuk pada pusaran isu yang dihembuskan kalangan internal demokrat sendiri dan menuduh moeldoko sebagai dalangnya maka eskalasi isunya semakin besar dan liar terbukti dengan terjadinya pemecatan terhadap beberapa kader partai.

Selain pemecatan terjadi saking tuding diantara para pendiri partai demokrat tentang peran dan kiprah SBY di partai demokrat, prahara ini penulis yakin belum akan selesai dalam waktu dekat, apakah dari kisruh ini akan lahir sempalan dari partai demokrat sendiri kita lihat ujung dari konflik ini yang sebenarnya menunjukkan ketidakmatangan AHY dan sikap emosional SBY dalam melindungi trah cikeas di partai demokrat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun