Mohon tunggu...
Duta 'co Henk' Angkasa'4927
Duta 'co Henk' Angkasa'4927 Mohon Tunggu... profesional -

"Quod Volimus Credimus Libinter "

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koalisi

16 Juli 2014   11:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:11 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ideologi Pancasila adalah Ideologi tunggal yang harus kita jaga kemurniannya; tapi tidak dengan  teriak - teriak diatas mimbar "politik kekuasaan " atau di podium Koalisi "PERMANEN" apapun itu; tentang "Bahaya Laten Komunis"; yang kemudian menggiring publik pada "ingatan" tentang peristiwa Gerakan 30 September 1965; yang sesungguhnya hanyalah sebuah "DOGMA" Rezim Orba & lagi - lagi publik digiring bahwa seolah - olah ada pihak - pihak yang akan menggantikan Ideologi Pancasila dan menumbuh kembangkan Ideologi Komunis di Republik ini.
Pertanyaan yang lantas mengemuka; apakah tidak ada "bahaya laten" yang lain ? Yang justru lebih berbahaya bagi Ideologi Pancasila dan kehidupan berbangsa & bernegara di Republik ini ??
Karena dalam sudut pandang & catatan sejarah, ‘kebenaran’ yang tiba di zona publik secara "turun temurun" selalu hadir' dalam "DUA WAJAH" yang pasti ambigu & membingungkan.
Bangsa ini TIDAK PERNAH BERHASIL menemukan kebenaran terhadap sejumlah peristiwa besar lainnya, seperti misalnya; Peristiwa 30 September 1965 dengan segala eksesnya; terlebih saat dimunculkannya berbagai "VERSI ARTIFISIAL" yg memutus "mata rantai" kebenaran sejarah. Baik dlm konteks mekanisme defensif untuk "membela diri" atau sekedar motivasi balas dendam politik.

Apakah ada pihak yg secara tegas, berani & obyektif - (TANPA PRASANGKA IDEOLOGI) dengan kajian yang ilmiah; yang menyatakan; apa yang SEBENARNYA terjadi pada saat terjadinya Peristiwa Gerakan 30 September 1965  ?!!
( Walaupun Obyektifitas tdk berbanding lurus dengan Kebenaran, tapi paling tidak, ada kajian yg komprehensif; Integratif yang mendekati kebenaran tentang segala hal yang Ahistoris ).
Kajian yang saya maksudkan tidak harus selalu bermuara kepada peradilan. Ada jalan rekonsiliasi (seperti di Afrika Selatan), permintaan maaf  terbuka dari pelaku dengan spirit "Forgive but not Forgot" atau paling tidak ada ikhtiar Nasional yang menghasilkan suatu dokumen negara tentang kebenaran suatu peristiwa sebagai rujukan agar bangsa ini tak dibutakan distorsi sejarah versi Rezim yg berkuasa pada saat itu.
Yang mestinya diwapadai justru bahaya Laten Korupsi & bahaya Laten Partai yang selalu tampil dalam "kemasan" religius; yang mengusung jargon Keadilan dan Kesejahteraan; namun jika kita pahami justru Partai ini menganut ideologi yang potensial menikam Pancasila....!! Partai ini juga adalah satu - satunya Partai yang terang - terangan menolak azas tunggal Ideologi Pancasila.
Saya selalu berusaha meyakini bahwa; tokoh - tokoh yang ada di podium Koalisi Permanen apapun itu ; benar - benar "cerdas mencermati" dinamika politik bangsa saat ini; tidak dalam pemahaman seperti suasana dalam lomba "CERDAS CERMAT" anak - anak SMA.
Saya mencintai semua tokoh - tokoh yang ada dalam koalisi permanen apapun itu; adalah putra - putra terbaik bangsa dan  sebagai sesama anak bangsa; saya juga tidak rela jika koalisi politik tersebut; hanyalah kemasan yang menutupi aurat "SYAHWAT KEKUASAAN" lalu menjadi "anomali politik" yang tidak mendidik dan akhirnya  tak lebih dari sekedar Koalisi Permanen "anak - anak haram" Reformasi yang tak pernah menepati janji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun