To:Yang Mulia Bapak Jokowi Terhormat,
Salam Dua Jari
Seandainya bukan anda presiden RI saya tidak perlu posting seperti ini. Saya dan para relawan lainnya punya 'saham' atas naiknya anda.
Bahkan melebihi akvitis partai pengusung. Kampanye kreative gratis kami yang membumi, memenuhi TPS dalam & luar negeri, kami ikut geram pada isue negatif tentang anda, kami selelu berdoa ketika terjadi persidangan MK, kami teriak girang waktu KPU umumkan anda sebagai pemenang, kami penuhi jalan Sudirman-bundaran HI-MH Tamrin-Monas waktu anda dilantik.
Tiba tiba kemarin BBM naik. anda tidak lakukan dialog sebagaimana biasanya, anda tidak beri waktu kami sebagai rakyat berpikir. saya seperti kehilangan magnet 'Jokowi'.
Seolah-olah saya bertemu dengan presiden-presiden sebelumnya.
Kenapa menaikkan BBM secara mendadak ?, lalu rakyat kau disuap dengan program ini-itu untuk redakan protes ! (SBY dgn Balsem).
Kami rakyat dipaksa untuk pahami apa kesulitan pemerintah, tanpa diberi ruang & waktu sampaikan kesulitannya.
Seolah-olah Kartu Sehat & Kartu Pintar akan selesaikan semua masalah pasca  kenaikan BBM.
Mana pencerdasannya ? Republik ini tidak akan kiamat dengan menunda putusan penting itu barang sebulan dua bulan,
anda bisa blusukan kemana saja dan jelaskan pentingnya BBM naik demi selamatkan APBN.
Akibatnya sekarang basis massa setia anda, tokoh luarbiasa dibalik kesuksesan anda, dibully di media sosial dan dunia nyata, bahkan kami dilecehkan. Kami jadi kehilangan kata kata. Soeharto pun diawal pemerintahannya tidak kalah populer dengan anda toh , tapi akhirnya terjungkal gara gara memaksakan kehendaknya Sebagaj penguasa tanpa merasionalitaskan kebijakannya pada khalayak.
Handoko Wibowo,
Omahtani Batang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H