Beberapa kali juru bicara HTI ,Hizbut Tahrir Indonesia, ditanya oleh wartawan /pengamat/peneliti mengenai cara HTI ,Hizbut Tahrir Indonesia ,mewujudkan negara khilafah sementara di Indonesia adalah negara majemuk/plural. Senjata ini dipakai oleh reka-rekan islam liberal untuk melemahkan perjuangan dakwah hti di di indonesia. sepintas seolah-olah benar. Jubir HTI ,ustad ismail yusanto, menjelaskan bahwa: Indonesia adalah negara yang heterogen dan plural adalah suatu realitas atau FAKTA. Namun, pluralitas atau heterogenitas ini sesungguhnya tidak menjadi penghalang bagi tegaknya syariah dan khilafah. Mengingat, Islam memiliki pengalaman panjang ketika mengatur masyarakat yang plural/majemuk. “Nanti masyarakat akan terdiri dari orang yang beragam aliran kepercayaan dan agamanya. Ada kebebasan dalam beragama, boleh muslim dan tidak. Sepanjangan sejarah Islam, Madinah terdiri dari masyarakatnya yang plural. Saat itu Islam berkuasa di tengah masyarakat yang didalamnya hidup orang Nasrani dan Yahudi. Jadi itu bukan hal yang aneh,” kata jubir HTI. Teknis pengaturannya, dikatakan oleh jubir HTI, UstIsmail, jika terkait dengan akidah, maka anggota masyarakat selain Islam, dibolehkan mengikuti keyakinannya masing-masing, baik hal yang menyangkut makanan, pakaian, dan ibadahnya, sesuai dengan keyakinan masing-masing. Karenanya, tidak ada paksaan untuk mengikuti Islam Tapi jika sudah menyakut kehidupan public (politik, ekonomi, social dan budaya) maka yang non muslim wajib mengikuti ketentuan syariah Islam. Karena syariah itu baik juga buat mereka. Sebagai contoh, system keuangan ribawi. Kristen dan Katolik pun menentang riba. Bahkan Aristoteles tegas mengatakan, riba adalah sebuah kejahatan. Begitu juga dengan pengelolaan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat. “Aneh jika ada muslim menentang syariah dan khilafah,” ujar jubir hti ini. Jadi, kaum non muslim tetap beribadah sebagaimana sebelumnya, bahkan darah dan harta mereka di jamin oleh negara khilafah yang dalam sistem demokrasi kapitalisme seolah-olah menjadi barang mahal untuk mendapatkan keamanan. Jadi kesimpulannya, ayoo berjuanng menegakkan daulah khilafah islamiyah dan hti,hizbut tahrir indonesia siap menjadi wadah bersama elemen seluruhnya. mengapa ke hti,hizbut tahrir indonesia? silahkan klik link ini..http://sosbud.kompasiana.com/2013/05/31/acara-hti-muktamar-khilafah-30-kota-500-ribu-massa-hizbut-tahrir-indonesia-561074.html [caption id="attachment_264882" align="aligncenter" width="300" caption="jubir hti bersama wartawan dalam acara mengenal hti"][/caption] catatan : sebagian berita diambil dari voa-islam .com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H