Mohon tunggu...
Hti Fans
Hti Fans Mohon Tunggu... -

HTI FANS.Anggota Hizbut Tahrir Indonesia. Setiap ucapan , tulisan bersifat pribadi bukan dari pernyataan resmi HT atau HTI. info resmi silahkan langsung kontak juru bicara HTI , Ust Ismail Yusanto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagaimana Cara HTI Mewujudkan Khilafah Sementara Indonesia, Negara Majemuk?

1 Juni 2013   08:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:42 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13700513101537791544

Beberapa kali juru bicara HTI ,Hizbut Tahrir Indonesia, ditanya oleh wartawan /pengamat/peneliti mengenai cara HTI ,Hizbut Tahrir Indonesia ,mewujudkan negara khilafah sementara di Indonesia adalah negara majemuk/plural.  Senjata ini dipakai oleh reka-rekan islam liberal untuk melemahkan perjuangan dakwah hti di di indonesia. sepintas seolah-olah benar. Jubir HTI ,ustad ismail yusanto, menjelaskan bahwa: Indonesia adalah negara yang heterogen dan plural adalah suatu realitas atau FAKTA. Namun, pluralitas atau heterogenitas ini sesungguhnya tidak menjadi penghalang bagi tegaknya syariah dan khilafah. Mengingat, Islam memiliki pengalaman panjang ketika mengatur masyarakat yang plural/majemuk. “Nanti masyarakat akan terdiri dari orang yang beragam aliran kepercayaan dan agamanya. Ada kebebasan dalam beragama, boleh muslim dan tidak. Sepanjangan sejarah Islam, Madinah terdiri dari masyarakatnya yang plural. Saat itu Islam berkuasa di tengah masyarakat yang didalamnya hidup orang Nasrani dan Yahudi. Jadi itu bukan hal yang aneh,” kata  jubir HTI. Teknis pengaturannya, dikatakan oleh jubir HTI, UstIsmail, jika terkait dengan akidah, maka anggota masyarakat selain Islam, dibolehkan mengikuti keyakinannya masing-masing, baik hal yang menyangkut makanan, pakaian, dan ibadahnya, sesuai dengan keyakinan masing-masing. Karenanya, tidak ada paksaan untuk mengikuti Islam Tapi jika sudah menyakut kehidupan public (politik, ekonomi, social dan budaya) maka yang non muslim wajib mengikuti ketentuan syariah Islam. Karena syariah itu baik juga buat mereka. Sebagai contoh, system keuangan ribawi. Kristen dan Katolik pun menentang riba. Bahkan Aristoteles tegas mengatakan, riba adalah sebuah kejahatan. Begitu juga dengan pengelolaan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat. “Aneh jika ada muslim menentang syariah dan khilafah,” ujar jubir hti ini. Jadi, kaum non muslim tetap beribadah sebagaimana sebelumnya, bahkan darah dan harta mereka di jamin oleh negara khilafah yang dalam sistem demokrasi kapitalisme seolah-olah menjadi barang mahal untuk mendapatkan keamanan. Jadi kesimpulannya, ayoo berjuanng menegakkan daulah khilafah islamiyah dan hti,hizbut tahrir indonesia  siap menjadi wadah bersama elemen seluruhnya. mengapa ke hti,hizbut tahrir indonesia?  silahkan klik link ini..http://sosbud.kompasiana.com/2013/05/31/acara-hti-muktamar-khilafah-30-kota-500-ribu-massa-hizbut-tahrir-indonesia-561074.html [caption id="attachment_264882" align="aligncenter" width="300" caption="jubir hti bersama wartawan dalam acara mengenal hti"][/caption] catatan : sebagian berita diambil dari voa-islam .com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun