Langit tak secerah biasanya. Alam tertunduk membalut keheningan, ratapan sendu menyelimuti kehampaan, karena seseorang kekasih mengirim pesan kepada manusia yang dicinta, itulah muasalnya.
Jiwa yang termenung, mencoba mengarungi samudra kehidupan,dengan derita air mata yang membawa ke dasar relung semesta menanti Sang Terkasih yang tersembunyi di balik tabir ke bisuan, hanya menghirup seteguk air kebahagiaan demi melepas dahaga penderitaan yang erat merangkulnya. Jiwa yang menangis, meretakkan cermin-cermin hati yang terdiam tak berdaya berharap Sang Terkasih tersenyum dan memberikan cahaya-cahaya kebahagiaan yang takkan pernah padam untuk selamanya.
Seseorang fakir dengan berselimut kehinaan memberanikan diri untuk menuliskan pesan kepada kekasih tercinta seruan alam itulah Rasul Muhammad Saw, dengan guratan wajah sendu menandakan sebuah kerinduan yang sangat mendalam sedang menulis untaian kata-kata yang memilukan, tak ada lagi tirai tebal penghalang sehingga menjadi kerdil yang perlu ditakutkan kecuali kerinduan yang sangat ia dambakan. Hujatan, cacian, bahkan fitnah meluncur bagaikan anak panah yang siap menembus daging lunak seorang kekasih yang fakir berselimut dengan kehinaan itu, tapi ia tak gentar sama sekali, dengan semangat yang membaja ia kirimkan pesan terhadap kekasih yang dicinta itu, Tatapan-tatapan kosong, desah nafas berat yang terhembus bahkan buliran-buliran bening air mata keluar begitu mudah terus mengiringi rangkaian kata-katanya yang indah yang ia ciptakan. Semoga Allah mengabadikan karya Agung dari seorang hamba yang tulus ini.
Rintihan Jiwaku Untuk Sang Terkasih
Yaa Rosulalloh..
Pantaskah aku merindukanmu !
Pantaskah air mata ini kupersembahkan untukMu ?
Terlalu suci dan mulya diriMu bagiku.
Alloh sang pencipta sangat mencintai Mu.
Ya Rosul,pantaskah diri yang hina ini merindukan Paduka Ya Rosul ?
Jangan biarkan diri ini hidup dikolong kehinaan dan berselimut kenistaan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!