Mohon tunggu...
Si Fakir Yang Hina
Si Fakir Yang Hina Mohon Tunggu... lainnya -

Bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, bila ada di depan tiada yang mengenal dan ketika ia tidak ada tak seorangpun yang mencari, karena dia adalah Si Fakir Yang Hina >> www.alamhikmah.org

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

1 Jam = 25 Tahun Ibadah! Benarkah?

1 Desember 2010   07:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:08 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kali ini kami akan mencoba membongkar melalui pisau logika serta perpaduan kekuatan hati yang sangat tajam mengenai rahasia dibalik kedasyatan tidurnya Ashabul Kahfi. Dimana diceritakan didalam alquran tidurnya ashabul kahfi selama 309 tahun, tapi Ashabul Kahfi sendiri merasa bahwa dia hanya setengah hari atau kurang lebih selama 12 jam melakukan aktivitas tidur.

Mari bersama-sama sekarang kita gunakan metode nol, untuk membongkar rahasia yang sangat agung dibalik tidurnya Ashabul Kahfi,

Sekarang kita akan mencoba membongkar rahasia tidurnya Ashabul Kahfi dengan penalaran logika yang sangat tajam dengan metode istighroq melalui pintu kekuatan nol yaitu dengan merasa mati dimana akal dan pikiran menyadari, semua gerak gerik adalah pemberian Alloh, begitupula hati harus menyadari dan merasakan bahwa kita tidak memiliki apa-apa, itulah yang disebut nol. karena merasa semua tidak ada apa-apa. (di akhir artikel ini kita akan sama-sama praktekkan).

Ashbul kahfi dia merasa tidur hanya setengah hari padahal didalam alquran tidurnya Ashabul Kahfi mencapai 309 Tahun. Maka perbandingannya :

Setengah hari tidurnya Ashabul Kahfi -> 12 jam = 309 Tahun.

Maka

1 Jam dari 309 Tahun adalah = 309 : 12 = 25,27 Tahun = 25 Tahun (dibulatkan)

Jadi

1 Jam = 25 Tahun

Ternyata 1 jam tidurnya Ashbul Kahfi yang menggunakan istighroq sama dengan 25 tahun lamanya. inilah yang dimaksud dengan relativitas menurut Albert Einsten. Dan bayangkan kalau kita tidur selama 4 jam dengan menggunakan istighroq itu sama artinya dengan 100 tahun ibadah. makanya wajar kekuatan ini mengandung kekuatan yang sangat dasyat. Akan tetapi ketika masuk dalam posisi tidurnya Ashabul Kahfi, 12 jam, 309 tahun, 1000 tahun, ataupun 1 juta tahun dimata Alloh itu adalah sama. Karena pada saat masuk wilayah kekuasaanNya tidak lagi tergantung pada waktu karena kekuatan yang tak terbatas dan absolut Alloh sendiri yang akan berkehendak.(Mohon untuk dipahami)

Pernah dikisahkan didalam sebuah hadist Rasululloh ketika hendak pergi kemasjid bertemulah dengan iblis.

Ditanyalah iblis pada saat itu, "wahai iblis apa gerangan yang membuat kamu kemari ?" Tanya Rosululloh kepada iblis.

Dan iblispun menjawab "Saya akan menggoda orang yang sedang melakukan sholat itu Ya Rosul".

"Aneh kamu iblis, kenapa kamu tidak menggoda orang yang sedang tidur didalam majid itu saja ?" ucap Rosul dengan segera.

Iblis dengan tegas menjawab "Tidak ! justru saya lebih takut dengan orang yang tidur itu daripada orang yang melakukan ibadah sholat".

Setelah peristiwa itulah maka Rasululloh Saw bersabda, "Tidurnya orang 'alim lebih baik dari pada ibadahnya orang bodoh."

Apa rahasianya sampai iblispun enggan menggoda orang yang tidur itu ? akan tetapi malah orang yang sedang melakukan sholat ? iya benar, rahasia disaat orang itu tidur, tidurnya seperti Ashabul Kahfi (istighroq, tenggelam, mati, nol). Sedangkan orang-orang yang melakukan sholat itu dia tidak istighroq, tenggelam, mati, dan nol, sehingga pada saat dia sholat dia merasa hidup, merasa bisa ibadah, dan merasa suci. dan sifat itu adalah sifatnya iblis, maka wajaralah iblispun dengan leluasa menggoda orang yang melakukan sholat pada saat itu.

Ayo kita bersama-sama koreksi kedalam bagaimana dengan ibadah kita ? apakah masih mengandalkan selain Alloh (mengandalkan ibadah, mengandalkan kepandaian, mengandalkan sholat, mengandalkan haji, mengandalkan puasa, mengandalkan mujahadah, dsb) atau mengandalkan Alloh ? Sekali kita mengandalkan selain Alloh maka saat itu juga kita terlempar keluar dan syirik dihadapan Alloh.

Ma kunta bi fii mahalil qurbi wa maa kunta biika fi mahalil bu'di

Ketika posisi kamu masuk kedalam wilayahKU (Billah) maka posisimu saat itu dekat kepadaku, akan tetapi posisimu keluar dari wilayahKu (merasa alim, pintar,bisa mujahadah, bisa istighroq) maka posisimu jauh dari AKU.

Di akhir artikel ini mari kita praktekkan tidurnya Ashabul Kahfi dengan melalui mujahadah (minimal ada 2 orang, 1 sebagai komando).

Tolong ikuti perintah saya, tidurlah kalian…, tidur…, ingat tidur harus santai, tidur itu tidak memiliki kekuatan, tidur itu merupakan bentuk pasrah, lemaskan seluruh beban yang ada diakal dan dikepala sampai benar-benar santai tidak merasa apapun. Kalau ditelinga dan leher merasa berat tolong dilemaskan. dalam posisi tidur bacalah nidak "Yaa Sayyidi Yaa Rosulalloh" sesantai mungkin dengan lemah lembut, posisi lemas… rendah…. sangat rendah… lebih rendah…. Hilangkan kekuatan suara akan tetapi tetap membaca, arti menghilangkan kekuatan suara jangan kita tekan dengan kekuatan intonasi, tapi dengan kita rasakan, rasa sangat lembut dari membaca nidak "Yaa Sayyidi Yaa Rosulalloh", terus… turunkan lagi, ingat ! orang tidur tidak merasa membaca ! orang tidur tidak merasa hidup ! orang tidur tidak pernah merasa mujahadah ! terus… jangan tegang… yang ada di kepala terus turunkan.. semua badan harus lemas, pasrah, tanpa kekuatan apa-apa dengan sesantai santainya. Terus…. Terus…. Terus… sampai tidak merasa apa apa…. rasakan sejenak dengan sesantai mungkin sampai benar-benar tenang (beri jeda beberapa menit) dan Selesai.

Intruksi Melalui Audio



Download

Bagaimana ? Renung, Latih dan Rasakan ?

______________________________________________________________________________

Motivasi Jiwa Terbaru



Rasulullah Menjengukku ! (Kisah Nyata)

Kubuat Ayah Ibuku Sengsara!

Ternyata Aku Adalah Iblis Berwajah Manusia !

Renungan Dasyat dari Sahabat ‘Ukhasyah

Ternyata Fitnah Itu Memang Sangat Indah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun