Berikut ini adalah penggalan wawancara pewarta BBC Indonesia dengan KH Misbahul Anam (Ulama FPI) yang dikabarkan 20 Januari 2017:
T:Jadi apa perbedaannya?
J: Kalau demokrasi itu one man one vote, satu orang satu suara. Kalau ada saya, sebagai ustadz, demokrasi itu suara saya sama dengan suara tukang becak. Suara profesor sama dengan suara orang yang tidak sekolah. Suara menteri sama dengan suara petani. Itu demokrasi.
Dalam musyawarah antara ulama dengan orang yang bukan ulama punya suara yang berbeda.
T:Seperti apa suara yang berbeda?
J: Yang berhak ikut musyawarah yang punya ilmu dan yang dimusyawarahkan itu bukan sesuatu yang sudah pasti.
T:Jadi kalau tukang becak yang baca banyak buku dia tidak punya hak sama dengan ulama?
J: Kesimpulannya begini, Indonesia adalah negara musyawarah, Indonesia bukan negara demokrasi.
Baca http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-38688068
Bagi Penulis, sangat menarik.
Penulis menangkap, dalam pemahaman KH Misbahul Anam, tersirat, bahwa hasil akhir dari musyawarah berbeda dengan hasil akhir demokrasi, meski diterapkan terhadap populasi yang sama. Â Sumber perbedaan berasal dari nilai, atau bobot, atau muatan suara yang disuarakan oleh seorang terdidik atau seorang yang kurang terdidik.