Mohon tunggu...
Sotardugur Parreva
Sotardugur Parreva Mohon Tunggu... -

Leluhurku dari pesisir Danau Toba, Sumatera Utara. Istriku seorang perempuan. Aku ayah seorang putera dan seorang puteri. Kami bermukim di Jawa Barat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mana yang Indonesia Pilih: Musyawarah atau Demokrasi?

16 Mei 2017   13:17 Diperbarui: 16 Mei 2017   13:22 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berikut ini adalah penggalan wawancara pewarta BBC Indonesia dengan KH Misbahul Anam (Ulama FPI) yang dikabarkan 20 Januari 2017:

T:Jadi apa perbedaannya?

J: Kalau demokrasi itu one man one vote, satu orang satu suara. Kalau ada saya, sebagai ustadz, demokrasi itu suara saya sama dengan suara tukang becak. Suara profesor sama dengan suara orang yang tidak sekolah. Suara menteri sama dengan suara petani. Itu demokrasi.

Dalam musyawarah antara ulama dengan orang yang bukan ulama punya suara yang berbeda.

T:Seperti apa suara yang berbeda?

J: Yang berhak ikut musyawarah yang punya ilmu dan yang dimusyawarahkan itu bukan sesuatu yang sudah pasti.

T:Jadi kalau tukang becak yang baca banyak buku dia tidak punya hak sama dengan ulama?

J: Kesimpulannya begini, Indonesia adalah negara musyawarah, Indonesia bukan negara demokrasi.

Baca http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-38688068

Bagi Penulis, sangat menarik.

Penulis menangkap, dalam pemahaman KH Misbahul Anam, tersirat, bahwa hasil akhir dari musyawarah berbeda dengan hasil akhir demokrasi, meski diterapkan terhadap populasi yang sama.  Sumber perbedaan berasal dari nilai, atau bobot, atau muatan suara yang disuarakan oleh seorang terdidik atau seorang yang kurang terdidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun