Kau menyita semua mata
Lenggak-lenggokmu mempesona
Satu kerlingan matamu saja
Cukup merajang-rajang banyak nyawa
Dunia ini mendekati akhir, Sayang
Namun kau tak pernah lelah memintal khayal
Semakin larut malam menjamah kelam
Fantasi tentangmu berjingkrak liar tak karuan
Iman yang kuat belum tentu mampu menolak
Surga dunia dalam tiap inchi pinggulmu bergerak
Bibir indahmu basah merapal mantra
Lewat kenyal diameter buah dada
Lewat putih mulus betis dan paha
Karena engkaulah Iblis Betina
Nafasku memburu di sepanjang punggungmu yang telanjang
Detak jantung kita berpacu cepat menggelinjang
Syaraf-syaraf kita bertemu
Bercumbu, hingga pudar remang-remang
Hilang sadar
Yang lain boleh, asal jangan dia
Aku sudah mengangkat sumpah bahwa
Racikan cintaku bebas pengawet nista
Takaran sayangku murni tak terkotori oleh noda
nafsu buta
Kumohon, bila aku tak mampu memaksa
Pergilah darinya
Aku ingin mencintainya sepenuh jiwa
Sempurna
Meski tanpa kau perindah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H