Mohon tunggu...
HSB
HSB Mohon Tunggu... Konsultan - Belajar Trading

Memberi edukasi mengenai trading yang baik dan benar.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Apa Saja Kesalahpahaman Saat Anda Berinvestasi?

24 Januari 2020   14:15 Diperbarui: 24 Januari 2020   14:19 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dari sekian banyak transaksi saham, peluang untuk profit selalu jarang terjadi. Kebanyakan investor saham justru lebih sering mengalami kerugian. Alasan kerugian terkait dengan kesalahpahaman yang seolah-olah dianggap benar ketika melakukan investasi saham. Berikut ini 4 kesalahpahaman yang sering dilakukan oleh para investor.

Ikut-ikutan Membeli Saham Yang Tidak Jelas

Mengapa begitu banyak orang memilih saham yang tidak jelas? Alasannya adalah banyak investor suka ikut-ikutan.

Di satu sisi, investor tentu berharap kenaikan saham tersebut akan membawa keuntungan. Di sisi lain, mereka membeli saham yang tidak jelas meskipun bertentangan dengan keinginan. Sikap euforia membeli saham yang sedang trending justru mungkin merugikan.

Terbuai Saran Dari Analis Abal-abal

Jika hendak mendapat untung di pasar saham, teknik pemilihan saham sangat penting. Semakin banyak yang anda ketahui, semakin besar pula kemungkinan memilih saham yang baik. Tetapi banyak pemegang saham yang tidak memiliki keterampilan dasar ini. Untuk menghasilkan uang, mereka cenderung mendengarkan saran dari para ahli. Jika para ahli mengatakan saham mana yang sedang bagus, mereka akan segera membelinya

Namun, saran para ahli belum tentu benar, banyak pemegang saham telah mengalami kerugian besar setelah mendengarkan saran para ahli tersebut. Oleh karena itu, pemilihan saham juga harus melalui metode, ide, dan penilaian dari diri sendiri. Jangan mudah percaya pada saham bodong yang direkomendasikan oleh para ahli.

Terlena Membeli Saham Berharga Rendah

Banyak investor yang membeli saham berharga rendah. Bagi mereka, daripada membeli 10 lembar saham yang lebih mahal, lebih baik membeli 50 atau 100 lembar saham yang lebih murah. Mereka menganggap bahwa kesempatan untung akan lebih besar bila memiliki jumlah saham yang lebih besar.

Namun, perlu diingat saat membeli saham, tidak boleh hanya fokus pada kuantitas saham. Fokus pada peluang kenaikan harga yang lebih besar di masa depan. Jika sebuah perusahaan tidak berjalan dengan baik dan berkinerja buruk, sekalipun harga sahamnya murah, tidak ada jaminan keuntungan atau justru bisa mengalami kerugian.

Memborong Semua Jenis Saham

Beberapa pemegang saham memiliki sekitar 20 hingga 30 saham dengan beranggapan ini adalah strategi diversifikasi. Jika ada beberapa saham jatuh, masih ada saham lain yang mungkin akan naik. Pemikiran ini sepertinya masuk akal, tetapi sebenarnya dapat mendatangkan banyak masalah.

Semakin banyak saham yang dimiliki oleh seorang pemegang saham, maka semakin banyak waktu dan energi yang harus ia investasikan. Tanpa banyak waktu dan energi, ia tidak dapat menghentikan kerugian pada waktu yang tepat dan tidak dapat menilai saham mana yang lebih layak diinvestasikan. Pada akhirnya ia justru kehilangan lebih banyak peluang untung.

Jika ingin menerapkan strategi diversifikasi, seorang investor harus menanamkan modal di industri dan sektor yang berbeda. Jika banyak saham terkonsentrasi di industri atau sektor yang sama, ini tidak dianggap sebagai investasi yang terdiversifikasi.

Disclaimer

Artikel di atas hanyalah sebagai informasi dan pendidikan saja. Informasi di atas tidak bertujuan untuk dijadikan saran. Produk dengan leverage memiliki tingkat risiko yang tinggi terhadap modal yang anda investasikan. Nilai investasi dapat turun atau naik dan anda dapat kehilangan pembayaran margin awal anda. Pastikan anda telah memahami sepenuhnya semua risiko yang terlibat sebelum trading di aplikasi forex HSB.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun