Dalam hati, penulis mengumpat juga.
Meski bergurau, tapi keterangan itu boleh juga. Mungkin saja ada benarnya. Di Sydney, orang yang suka menghambur-hamburkan uang memang cenderung dianggap punya pekerjaan ilegal. Gaya hidup penjual obat terlarang terkenal dengan penghamburan uangnya. Termasuk membakar lewat penyalaan kembang api itu. Masyarakat biasa mungkin akan mikir dua kali untuk membeli petasan kembang api macam itu. Dan lagi, orang Australia tidak suka berisik. Orang membunyikan klakson mobil saja sudah dianggap tidak sopan dan melanggar peraturan. Apalagi membunyikan petasan pada malam hari selama bermenit-menit sambung menyambung begitu.
Pengedar obat terlarang biasanya disterotypekan dari negara Timur Tengah dan Vietnam. Kriminalitas yang berkaitan dengan obat terlarang lebih banyak melibatkan imigran dari Timur Tengah. Dan budaya dari negara ini suka sekali pamer. Kadang kaum prianya memakai perhiasan kalung dengan ukuran super besar melingkari lehernya. Begitulah stereotype yang umum beredar di kalangan tertentu masyarakat. Dan itu tentu saja tidak selalu benar.
Keterangan teman yang dilontarkan sambil bergurau tersebut, kalau dipikir-pikir masuk akal juga. Setiap kali penulis melihat kembang api dinyalakan pada hari bukan hari istimewa yang tercantum di kalender umum, langsung tersenyum. Pikiran jadi ngelantur dan ikutan jadi dag dig dug membayangkan apa yang bakal terjadi setelah kembang api itu selesai?
Bakal ada orang yang tiba-tiba dicerahkan semangatnya dan senyum-senyum malam itu. Barang dagangan mereka telah datang. Siap-siap bersibuk ria untuk bekerja dan panen uang. The goodies have arrived, mate!*** (HBS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H