ORANG memang beda-beda dalam memperingati hari yang dianggap penting baginya. Di negara sekuler macam Australia, perayaan agama memang tak begitu terasa nuansa sentuhan jiwanya. Tapi memang tidak bisa dipungkiri tertangkap suasana meriahnya. Bahkan sejak sekitar sebulan lalu, nuansa kemeriahan hari Natal itu sudah dipersiapkan dan terasa. Rumah-rumah dihiasi dengan lampu dan banyak orang mendirikan pohon natal lengkap dengan lampu warna-warninya di dalam rumah.
Orang sibuk belanja menjelang Natal. Kebiasaan orang Australia memang senang tukar menukar hadiah pada hari Natal dan tahun baru. Uang yang dibelanjakan untuk hari Natal dan tahun baru diperkirakan sebesar AUD$1,9 bilyun atau naik 5,5% dibanding tahun kemarin.
Hari Natal libur dua hari yakni tanggal 25 dan 26 Desember. Jadi cukup waktu bagi keluarga untuk kumpul bersama dan tukar-menukar hadiah. Pada malam hari Natal jalanan terlihat bukan main lengangnya. Tingkat hunian hotel di sekitar Sydney amat rendah. Rata-rata di bawah 50%. Itupun karena adanya turis dari luar negara yang datang lebih awal untuk menyaksikan pesta kembang api di Sydney di akhir tahun 2013 nanti.
Kumpul bersama itu lebih meriah lagi pada pergantian tahun baru. Karena tahun baru dirayakan oleh banyak orang. Pada malam tahun baru, jalanan ramai dan tingkat hunian hotel hampir mendekati 100% dengan rate kamarnya melambung selangit mahalnya.
Lima tahun lalu, pada hari Natal tidak pernah terdengar orang menyulut kembang api secara pribadi. Kembang api hanya disulut oleh pemerintah pada malam menjelang tahun baru. Karena petasan kembang api dikategorikan ilegal.
Tapi entah bagaimana kembang api itu kini bisa dibeli oleh banyak orang, karena dimana-mana terdengar letusan kembang api di udara. Bahkan di sekitar tempat tinggal penulis, kembang api itu dinyalakan cukup lama untuk beberapa menit. Entah berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk membeli petasan berdurasi sepanjang itu. Pasti tidak sedikit.
Menurut informasi dari beberapa teman, kembang api itu bisa dibeli lewat internet. Mereka tidak membelinya sekaligus dalam jumlah besar, tapi sedikit demi sedikit selama beberapa bulan atau setahun menjelang Natal dan tahun baru. Penulis kurang tahu, apakah keterangan teman tersebut benar apa tidak.
Anehnya, penyalaan kembang api di dekat rumah penulis terjadi tidak hanya pada hari-hari Natal atau tahun baru, tapi sesekali juga di hari-hari biasa. Kembang api itu dinyalakan cukup lama. Sekitar lima menit. Tapi cukup meriah dan terkesan mewah. Ledakan-ledakan di udara membuat terang pekatnya udara malam. Kami bertanya-tanya, dalam rangka apa kembang api itu dinyalakan? Benar-benar bikin penulis penasaran.
Beberapa teman ketika penulis tanya malah bergurau mengatakan, "Itu sebagai sinyal bahwa kiriman telah tiba," kata teman itu asal menjawab.
"Sinyal kiriman apa?" tanya penulis lagi karena benar-benar tidak mengerti dengan penjelasan yang diberikan sambil cengengesan itu. Kembang api kok berfungsi seperti komunikasi asap yang dilakukan oleh suku asli Amerika, Indian.
"Ha..ha.. kiriman pengapalan narkoba dari Columbia," jawab teman tersebut terbahak-bahak.