Mohon tunggu...
Herry B Sancoko
Herry B Sancoko Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus UGM, tinggal di Sydney

Hidup tak lebih dari kumpulan pengalaman-pengalaman yang membuat kita seperti kita saat ini. Yuk, kita tukar pengalaman saling nambah koleksi biar hidup makin nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Etika Itu Relatif dan Berstandar Ganda Buat Jokowi Ahok

21 Maret 2014   12:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:40 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena Jokowi-Ahok perlu disosialisasikan dan diselamatkan. Bukan individunya tapi fenomenanya. Fenomena yang membawa kebaruan kehidupan bernegara, berpolitik dan mendobrak sistem birokrasi.  Fenomena ini akan lebih efektif jika dicanangkan oleh pemimpin negara yakni presiden. Maka amat potensial sekali efeknya jika Jokowi bisa jadi presiden sebagai langkah awalnya. Fenomena itu bisa menasional. Untuk kemudian nantinya bisa diteruskan dan disebarkan oleh Jokowi-Jokowi dan Ahok-Ahok lain.

Menyerang Jokowi-Ahok sebagai lawan politik tidak akan menggoyahkan kepopuleran mereka. Gelindingan bola salju itu sudah terlanjur jadi demikian besar. Jokowi dan Ahok amat beda. Mereka mencuat menawarkan dobrakan-dobrakan yang diharapkan rakyat banyak. Semakin dikritik makin terbukti bahwa karakter dan kepemimpinan Jokowi-Ahok makin amat dibutuhkan dan penting.

Seharusnya lawan politik Jokowi-Ahok lebih memihak dan memuji fenomena Jokowi-Ahok. Mencoba bergabung dengan kecenderungan mayoritas kemudian menumpangkan agendanya. Lalu pelan-pelan secara halus dan berangsur membelokkan sesuai agendanya secara utuh. Ini lebih efektif daripada menyerang membabi buta main tembak sekenanya tanpa persediaan amunisi cukup. Selain efektif juga mendidik masyarakat untuk bisa bersikap lebih kritis. Pendidikan politik yang amat baik bagi masyarakat. Sehingga hasil akhirnya nanti bisa diserahkan sepenuhnya pada masyarakat untuk menilai dan memutuskan. Jika masyarakat dididik untuk berpikir kritis, tentunya mereka tak akan terlalu salah dalam menentukan pilihan.*** (HBS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun