Dengan proses kaderisasi yang terprogram tersebut, calon-calon yang akan duduk di legislatif akan lebih dikenal oleh masyarakat. Masyarakat lebih punya pilihan dalam menentukan wakilnya secara terukur. Calon legislatif telah terbukti kemampuannya di lapangan dan tidak asal comot karena terkenal di daerahnya. Kadang faktor asal terkenal ini tanpa memperdulikan track recordnya. Seorang residivis bisa saja terkenal di daerahnya. Dan ada kecenderungan partai politik untuk memakai orang-orang dengan track record negatif ini sebagai pendongkrak massa partai karena ditakuti masyarakat. Rasa ketakutan adalah ancaman paling menghancurkan bagi berjalannya proses demokrasi.
Pola kampanye kita tidak berubah dari tahun ke tahun. Kesadaran politik masyarakat kita seperti berjalan di tempat karena pola yang tidak mendidik ini. Masyarakat tetap dikondisikan secara politik sebagai masa mengambang. Maka dengan sendirinya akibat berikutnya adalah, para legislatif tidak punya misi dan visi kuat memperjuangkan kepentingan masyarakat yang diwakilinya.*** (HBS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H