Mohon tunggu...
Herry B Sancoko
Herry B Sancoko Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus UGM, tinggal di Sydney

Hidup tak lebih dari kumpulan pengalaman-pengalaman yang membuat kita seperti kita saat ini. Yuk, kita tukar pengalaman saling nambah koleksi biar hidup makin nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kampanye Pemilu untuk Proses Kaderisasi

26 Maret 2014   14:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:27 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dengan proses kaderisasi yang terprogram tersebut, calon-calon yang akan duduk di legislatif akan lebih dikenal oleh masyarakat. Masyarakat lebih punya pilihan dalam menentukan wakilnya secara terukur. Calon legislatif telah terbukti kemampuannya di lapangan dan tidak asal comot karena terkenal di daerahnya. Kadang faktor asal terkenal ini tanpa memperdulikan track recordnya. Seorang residivis bisa saja terkenal di daerahnya. Dan ada kecenderungan partai politik untuk memakai orang-orang dengan track record negatif ini sebagai pendongkrak massa partai karena ditakuti masyarakat. Rasa ketakutan adalah ancaman paling menghancurkan bagi berjalannya proses demokrasi.

Pola kampanye kita tidak berubah dari tahun ke tahun. Kesadaran politik masyarakat kita seperti berjalan di tempat karena pola yang tidak mendidik ini. Masyarakat tetap dikondisikan secara politik sebagai masa mengambang. Maka dengan sendirinya akibat berikutnya adalah, para legislatif tidak punya misi dan visi kuat memperjuangkan kepentingan masyarakat yang diwakilinya.*** (HBS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun