Mohon tunggu...
Hendi Rukmana
Hendi Rukmana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kumpulan goresan agar tidak terbuang dan tercecer. Rekam jejak manusia biasa-biasa saja. Nyaris berada pada titik zenith dan nadir. Sekarang mencari jalan untuk kembali dalam Episode Senja. http://www.dalamberita.top

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Permintaan Malam Pada Senja

25 Januari 2014   01:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:29 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku melihatmu datang di tengah malam ini dengan senyum dan segumpal rindu. Jangan ragu mendekat, tarik kursimu dan duduklah disampingku. Kita nikmati sepoi angin bersama dalam segelah teh jahe panas kesukaanku. Aku ingin bercerita bersamamu sebagai seorang sahabat.

Mungkin kau ingat cerita pohon besar yang akhirnya tumbang karena hembusan angin. Mudah-mudahan kau juga ingat cerita senja dan malam yang merindu dan tak kan bisa menyatu. Semua cerita tentang hal yang tak pernah kita mengerti. Tentang tak ada obat yang mampu menggurah cinta dan menggelontorkannya ke sungai.

Mari minum tehmu sebelum dingin, karena mungkin kita akan segera melanjutkan perjalanan dan kembali ke rutinitas semula. Jangan takut, ini tentang hal yang membahagiakan dan tidak akan menyakitkan. Karena akan kita lalui dengan perlahan dan terburai oleh waktu.

Aku tidak akan membahas dengan dramatis dan menyakitkan. Untuk permintaan malam pada senja. Aku tidak akan membuatnya sulit karena ini sungguh tidak sulit.

Bayangkanlah, bahwa dalam benakku kebahagianmu adalah prioritasku. Dan aku tak dapat bahagia jika engkau tersakiti. Jadi ini adalah proses agar engkau semakin bahagia.

Bayangkanlah bahwa ini jalan yang membawa kita untuk lebih bahagia. Bahwa fokus dan prioritasmu adalah menjaga bintang-bintang kecilmu, begitu juga aku. Tenangkanlah dirimu dan tarik nafas perlahan. Yakinlah ini yang terbaik.

Ketika semua berlalu dan kembali normal sedia kala. Ketika kebahagianmu jelas dan memang itu yang kau inginkan. Dan aku tak akan menyulitkan semua pilihan itu

Setelah malam ini berlalu,  kita akan sedia kala dan akan terlupa. Bila memang ada saat bertemu kembali biarlah bertemu dan jika tidak itu bukan suatu keharusan. Seperti pinta mu,  aku tak akan mengucapkan salam perpisahan. Dan seperti janjiku ini tak akan menyakitkan. Ini adalah kebahagian yang harus kita rengkuh dan jaga. Mohon jangan kau ingat akan hal sebaliknya. Menyebutnya pun jangan. Tetaplah fokus pada kata bahagia. Ketika semua berlalu dengan baik-baik saja.

Jadi nikamati saja setiap teguk teh jahe panas ini. Tak sempurna namun membawa bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun