SUMALA. Bermula dari urban legend cerita dari sebuah desa di Kabupaten Semarang yang sampai saat ini masih menganut kepercayaan bahwa tidak boleh keluar rumah apabila waktu sudah menjelang magrib dan malam hari.Â
Sumber Malapetaka atau sering didengar dengan namaCerita ini bermula dari sebuah keluarga Soejiman yang melakukan perjanjian dengan iblis. Soejiman merupakan seorang pengusaha terpandang di desa tersebut kala itu. Dia memiliki berhektar-hektar tanah, berpetak-petak kebun yang menjadi sumber penghasilan keluarga Soejiman. Sulastri istrinya juga seorang wanita yang berparas cantik jelita. Sayangnya keluarga ini belum dikaruniai seorang anak walaupun pernikahannya sudah terbilang cukup lama. Karena menahan malu Soejiman pun mendesak Sulastri agar cepat-cepat memiliki keturunan untuk bisa meneruskan usaha keluarganya. Sulastri yang mendapat desakan dari suaminya lalu mencari berbagai ramuan dan cara untuk bisa mengandung seorang anak. Suatu ketika Sulastri mendengar percakapan warga di mana ada seorang dukun yang sakti di seberang desa yang bisa memberikan keturunan kepada Sulastri.
Tanpa pikir panjang Sulastri pun mengajak Mbok Sum untuk menemui dukun tersebut. Sesampainya di gubuk kecil tempat dukun tersebut tinggal Sulastri dan Mbok Sum bertemu dengan dukun tersebut dan menyampaikan apa yang menjadi tujuannya. Setelah Sulastri menceritakan apa yang menjadi tujuannya dukun tersebut menjelaskan cara agar Sulastri bisa mendapatkan keturunan. Ia bisa mendapatkan keturunan dengan mudah, namun harus bersekutu dengan iblis yang dipuja oleh dukun tersebut. Sulastri sempat berpikir, Namun karena didesak oleh Soejiman dan takut ditinggalkan atau diceraikan oleh sang suami maka Sulastri pun menyetujui untuk bersekutu dengan iblis demi mendapatkan keturunan.
Ritual pun dimulai dengan sang dukun memijat perut Sulastri. Dilanjutkan sang dukun menyembelih ayam cemani lalu di minumkan dar*h dari ayam tersebut kepada Sulastri. Dari situlah perjanjian dengan iblis dimulai, dukun tersebut menjelaskan aturan atau perjanjian yang sudah dibuat dengan iblis itu. Sulastri akan mengandung dua anak kembar Putri, yang satu cantik jelita normal dan baik hati dari keturunan manusia. Namun yang satu cacat, jelek dan nakal dari keturunan iblis. Sulastri dan Soejiman harus merawatnya sampai dengan 10 tahun tanpa membeda-bedakan atau pilih kasih. Mereka harus merawat kedua anak tersebut seperti anak mereka sendiri dan apabila sudah 10 tahun anak dari keturunan iblis ini akan diambil oleh pemiliknya.
Dua bulan Berlalu, dan Sulastri pun mengandung anak kembar perempuan. Alangkah senangnya Sulastri dan Soejiman bisa memiliki keturunan sehingga mereka mempersiapkan nama untuk anak kembarnya. Soejiman memberikan anak satunya dengan nama Kumala, dan Sulastri memberikan nama untuk satu lainnya yaitu Sumala. Sembilan bulan mengandung telah dilalui Sulastri kini Sulastri melahirkan dua anak kembar sesuai dengan apa yang dikatakan dalam perjanjian dengan dukun tersebut. Satu anaknya cantik jelita dan satu Anaknya lagi lahir dengan keadaan buruk rupa dan cacat. Ketidaktahuan Soejiman di sini membawa petaka untuk keluarganya. Tanpa pikir panjang sujiman pun menghunus keris dan membunuh anak yang buruk rupa tersebut. Dari sinilah anak yang cantik dinamai dengan nama Kumala.
Kumala hidup dengan keadaan postur tubuh yang cacat namun rupa dari Kumala cantik jelita. Kumala memperlihatkan kelakuan yang sangat aneh kepada semua orang termasuk Mbok Sum dan orang tuanya. Kumala menjadi bahan perbincangan seluruh masyarakat sehingga keluarga Soejiman merasa malu. Setiap hari Kumala dibully oleh teman-temannya. Kumala merasa kesepian dan sedih tiba-tiba suatu malam muncul sesosok makhluk yang mirip dengannya, namun buruk rupa. Dia lah Sumala, Saudara kembar dari Kumala yang dibunuh oleh Soejiman kala itu. Sejak saat itu sikap Kumala bertambah aneh, Berperilaku layaknya bukan manusia biasa. Suatu ketika saat malam mbok Sum memergoki Kumala memakan Ayam hidup-hidup. Sejak saat itu Sumala menguasai raga Kumala.
Di waktu malam Sumala akan mempengaruhi tubuh Kumala melakukan hal-hal buruk untuk membalas kepada orang-orang yang sudah membully Kumala. Namun di waktu siang Kumala menjadi Kumala yang sebenarnya. Tiba saatnya teror demi teror menimpa masyarakat desa tersebut sampai pembunuhan di mana-mana penculikan anak kecil dan berujung tewas semua ini perbuatan Sumala namun masyarakat percaya bahwa ini semua perbuatan Kumala, sehingga Kumala dikucilkan dari masyarakat dan dikurung di gudang oleh Soejiman.Â
Sampai titik puncak Sulastri pun menjelaskan kepada Soejiman bahwa semua ini adalah salah dari Soejiman yang sudah membunuh kembaran dari Kumala yang buruk rupa. Sulastri menjelaskan bahwa seharusnya mereka merawat keduanya bukan malah membunuhnya maka marahlah sang pemilik dari bayi tersebut yaitu iblis.
Tepat di malam ulang tahun ke-10 dari Kumala, Sumala akan bersatu penuh dengan raga Kumala. Sepenuhnya raga Kumala akan dikuasai oleh Sumala. Soejiman yang mengetahui hal tersebut mencari bantuan kepada dukun sakti. Namun semua itu terlambat karena pada malam itu Kumala sudah dikuasai oleh sumala dan berhasil membunuh ibunya sendiri yaitu Sulastri. Sampainya sujiman di rumah ia sudah melihat bangkai istrinya yang dicabik-cabik oleh Kumala. Sumala menaruh dendam kepada ayahnya dan akan membunuh Soejiman.Â
Soejiman yang diberi keris oleh dukun yang ia percaya, ia pun sudah menusuk bagian dada Kumala, namun juga tidak mati sebaliknya ia berhasil membunuh Soejiman. Di Pagi harinya Soejiman sudah digantung di tengah kebunnya dan saat sejak saat itu juga Kumala  sudah tidak terlihat lagi sampai saat ini.
 itulah urban legend yang terjadi di suatu desa di Kabupaten Semarang yang dijadikan film sumala yang dibintangi oleh Luna Maya dan Darius Sinathrya. Mengenai kebenaran cerita ini masih menjadi Misteri..