Mohon tunggu...
Ruslan H
Ruslan H Mohon Tunggu...

Technology Enthusiast, sms : 0881-136-5932

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Niat Donald Trump Memblokir Internet untuk ISIS Tidak Mungkin Bisa Dilaksanakan

18 Desember 2015   13:07 Diperbarui: 18 Desember 2015   15:27 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Donald Trump di CNN (sumber: screen capture YouTube)"][/caption]

Setelah membuat kehebohan dengan ide kontroversial melarang muslim memasuki Amerika, kini Donald Trump merencanakan menutup akses internet buat ISIS. Dalam suatu kesempatan ketika berbicara di TV CNN beberapa hari yang lalu, kandidat presiden Amerika dari Partai Republik ini menjelaskan rencananya. Dengan berapi-api dia berargumentasi bahwa internet adalah hasil invention dari Amerika. Sekarang ISIS menggunakan invention ini untuk menyerang Amerika.

Pemuda-pemuda Amerika dibujuk untuk bergabung dengan ISIS melalui medium internet ini. Karena itu Donald Trump akan meminta orang orang berotak brilian di Silicon Valley untuk membuat suatu sistem supaya orang-orang ISIS tidak bisa menggunakan internet. Jadi dipikirnya pemuda Amerika akan aman dari bujukan yang ditebar ISIS. Masalahnya, ide Donald Trump ini dari segi teknis akan sulit dijalankan.

Tautan video nya bisa dilihat di sini,
https://youtu.be/-UKsg0sfEUM

Internet adalah jaringan antarkomputer di seluruh dunia di mana tidak mempunyai pemilik tunggal yang menguasainya. Memblokir diri supaya warga suatu negara tidak bisa menggunakan internet bisa dilakukan. Mesir waktu Arab Spring empat tahun lalu memblokir internet. Berjuta-juta warga tertutup informasinya dari dunia luar. Karena tidak bisa mengakses internet, berita dari dalam juga terblokir tidak bisa keluar. Untuk itu, pemerintah harus menutup semua jalan tikus tempat mengalirnya data digital keluar-masuk negara. Baik itu sambungan darat maupun lewat angkasa. Ada ribuan lubang disumbat. Negara seperti Korea Utara juga berhasil menghalangi warganya mengakses internet. Tapi tidak akan bisa diterapkan untuk memblokir akeses internet ISIS.

ISIS ada di mana-mana di seluruh dunia, mungkin sebagian besar berada di Irak dan Suriah. Katakanlah dengan pemerintah lokal berhasil memberangus internet di dua tempat itu, tapi anggota ISIS sudah berada di seluruh dunia. Apalagi anggota ISIS mempunyai mobilitas tinggi yang tidak mungkin dicegah untuk terkurung di lokasi geografis yang diblokir tersebut. Mereka bisa keluar melintas batas menuju daerah lain yang internetnya tidak diblokir. Jadi di sini terlihat bahwa memblokir ideologi itu bukanlah sesuatu yang mudah. Ideologi menempel di otak dan akan dibawa ke mana saja mereka melakukan perjalanan. Pabean tidak mungkin menyita otak seseorang yang memasuki wilyahnya. Isi otak ini bisa disebarkan melalui internet di negara tujuan yang tidak memblokir akses.

Inventor dari suatu peralatan tidak sepenuhnya bisa mempunyai kekuasaan untuk mengontrol penggunaan hasil penemuannya. Penemuan senapan mesin oleh Amerika tidak akan bisa melarang orang lain menggunakannya. Kalau Amerika melarang penggunaan senapan mesin M-16, mereka masih bisa mencari opsi AK-47 buatan Russia. Jadi orang Russia juga bisa terbunuh oleh senapan otomatis buatan Kalashnikov yang ditembakkan teroris. Karena itu, klaim Donald Trump untuk mengontrol penuh penggunaan penemuan Amerika ini absurd dan tidak mungkin bisa dilaksanakan.

Penemuan teknologi baru selalu membuka kemungkinan teroris mempergunakaan dengan cerdik meskipun itu untuk tujuan negatif. Google Map bisa digunakan teroris untuk melihat denah suatu kompleks bangunan yang akan diserangnya. Sesuatu yang sulit dilakukan di masa lalu. Mereka bisa mengidentifikasi letak tangki timbun bahan bakar pesawat di suatu bandara. Bisa mengukur jaraknya ke pintu masuk. Jaman dulu harus menggunakan peralatan teodolit untuk pekerjaan seperti ini dan dilakukan terang-terangan.

Penyerangan hotel di Mumbai oleh teroris juga menggunakan teknologi yang menyulitkan polisi mengatasi. Komunikasi koordinasi para teroris dilakukan menggunakan Blackberry. Message yang dikirimkan secara terenkripsi, sehingga polisi yang menyadap komunikasinya tidak bisa berbuat banyak.

Aplikasi internet juga bisa dijadikan alat untuk memasuki suatu negara yang akan diserangnya. Penggunaannya bisa kreatif menimbulkan decak kagum. Tentu saja membawa maut. Contohnya penembakan di San Bernardino sebulan yang lalu. Seorang teroris perempuan dari Timur Tengah berhasil masuk Amerika melalui situs perjodohan di internet.

Setelah mengawini laki-laki Amerika target, dia pindah ke Amerika dan leluasa melakukan teror di daratan Amerika. Peluru-peluru dimuntahkan tanpa ampun menembaki orang-orang tak berdosa. Perencana teror di luar Amerika melakukan profiling terhadap pencari jodoh warga Amerika yang mendaftar di situs perjodohan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun