Mohon tunggu...
Ruslan H
Ruslan H Mohon Tunggu... -

Technology Enthusiast, sms : 0881-136-5932

Selanjutnya

Tutup

Money

Nasionalisasi Adalah Pepesan Kosong

17 Mei 2016   13:41 Diperbarui: 17 Mei 2016   13:56 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rak toko melompong di Venezuela (sumber gbr: www.panamericanworld.com)

Dalam beberapa demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat sering digaungkan permintaan untuk melakukan nasionalisasi perusahaan asing. Spanduk spanduk yang dibawa para demonstran bertuliskan perlunya untuk melakukan nasionalisasi. Mereka berpendapat bahwa perusahaan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia ini adalah biang kerok dari buruknya perekonomian Indonesia. Para pemimpin demonstrasi ini mungkin tidak tahu, atau juga sebetulnya tahu tapi membohongi masyarakat untuk interest dia sendiri.

Negara negara selepas penjajahan memang melakukanpn nasionalisasi. Banyak perusahaan yang merupakan badan usaha milik penjajah diambil alih penguasaannya oleh negara yang baru merdeka tersebut. Indonesia pada jaman Bung Karno  juga melakukan nasionalisasi perusahaan perusahaan Belanda yag tertinggal di Indonesia. Kilang minyak dan perusahaan minyak milik asing dan perusahaan perusahaan lainnya dinasionalisasi. Gamal Abdel Naser di Mesir juga melakukan nasionalisasi terusan Suez. Karena alasan yang masuk akal maka nasionalisasi ini memang bisa dilakukan.

Di jaman sekarang ini jika ada tuntutan nasionalisasi maka itu adalah salah arah. Mereka datang ke Indonesia untuk berinvestasi, mendapatkan job di Indonesia melalui cara cara damai seperti tender. Keberadaan expatriate asing di Indonesia ini memang menimbulkan rasa cemburu, sehingga gampang dikipas kipas untuk dibujuk pemimpin yang berniat jelek. 

Pemimpin yang populis akan membakar semngat untuk mengambil alih pekerjaan yang telah dimenangkan perusahaan asing. Perusahaan itu memenangkan tender karena kemampuan yang tidak dimiliki oleh perusahaan lokal. Pemimpin populis akan membohongi rakyat bahwa sebetulnya Inonesia juga bisa mengerjakan pekerjaan itu sendiri. Jadi dia akan menghasut masyarakat untuk mendepak perusahaan asing tersebut. Kalau sudah didepak dia akan merasa menjadi pahlawan, biarpun kelanjutan dari pekerjaan tersebut menjadi tidak pasti dan morat marit.

Menjadi ‘pahlawan’ ini sebetulnya memang adalah tujuan para pemimpin populis. Pahlawan yang dimaksud disini adalah pahlawan dalam waktu singkat, yang cuma persepsi masyarakat awam. Secara  keseluruhan kebijakan pemimpin seperti ini bisa menimbulkan kehancuran negara. Contoh nyata negara yang ekonominya di ambang kehancuran sekarang ini adalah Venezuela. 

Negara yang kekayaan sumber minyaknya melebihi Arab Saudi ini sekarang sedang menagalami kebangkrutan akibat salah urus. Hugo Chavez adalah pemimpin yang populis membuat negara ini mengalami euphoria sesaat, kemudian menukik menuju kehancuran. Bisa menepuk dada sebentar ketika perusahaan perusahaan dinasionalisasi. Harga bbm di dalam negeri disubsidi sehingga menjadi paling murah sedunia.Sekarang rak rak di supermarket kosong tidak ada barang. Bbm impor dari Amerika.

Kita harus mewaspadai cara cara populis yang akan mengakibatkan kesengsaraan di masa depan. Dalam beberapa saat belakangan ini terlihat tanda tanda terjadinya populisme di Indonesia. Rakyat ditipu dengan angin surga.. Dibalik itu ada interest pribadi atau kelompok yang menasarinya. Kita sebetulnya sudah kenyang ditipu oleh pemimpin yang sengaja berkomplot dengan penipu. Tentu kita ingat beberapa tahun lalu ada ilmuwan penipu yang mendeklarasikan penemuan sumber energi baru yang terbuat dari air dan dinamakan blue energy. Rombongan paspampres mendemonstrasikan mengisi tanki mobilnya dengan blue energy dan melakukan perjalanan ke Bali. Pembohongan publik yang terorganisir.

Indonesia ini adalag tempat yang nyaman buat menyebarkan kebohongan. Seorang pemimpin mondar mandir di jalan raya menggunakan mobil listrik dan menjanjikan Indonesia akan menjadi produsen mobil listrik terkemuka di dunia. Menafikan bahwa negara negara lain sudah lebih dahulu melakukan riset untuk membuat mobil listrik ini. Tidaklah heran bahwa di Indonesia ini yang namanya impian tinggal impian, tidak bisa menjadi kenyataan.

Karena itu ketika ada janji janji yang menina bobokkan  masyarakat kita harus kritis menelisik. Apakah yang diucapkan itu realistis atau sekedar untuk mencari nama. Mudah mudahan dengan kekritisan masyarakat kita bisa terhindar dari hasutan yang belakangan malah merugikan.

===== End

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun