[caption id="attachment_410711" align="aligncenter" width="400" caption="Ilustrasi - navigasi ponsel (kompas.com)"][/caption]
Pembunuhan PSK di rumah kos di Tebet menggegerkan Jakarta. PSK bernama Deudeuh Alfi Sahrin alias Tataa Chubby ini tewas dibunuh customer-nya pada hari Jumat tanggal 10 April malam. Barang-barang milik korban seperti HP dan laptop dibawa kabur si pembunuh.
Polisi dalam waktu singkat berhasil membekuk si pembunuh. Hari Rabu dini hari tanggal 15 tersangka berinisial RS ditangkap ketika sedang tidur di rumahnya di Bogor. Kesalahan dia sehingga mudah dideteksi adalah karena dia menggunakan HP milik korban.
RS mengambil HP korban. Membuang simcard dan mengganti dengan simcard miliknya. RS mengira tindakan ini sudah aman, tidak akan terlacak. Suatu asumsi salah yang mengakibatkan dirinya tertangkap dengan cepat. Pembunuhan dilakukan Sabtu, hari Rabu sudah dibekuk polisi.
HP itu dari pabriknya mempunyai nomor identifikasi unik yang dinamakan IMEI. Nomor IMEI ini tertanam permanen di dalam HP. Aktivitas menghidupkan HP akan tercatat di operator seluler. Nomor IMEI dan nomor HP tercatat. Mengganti simcard berarti mengganti nomor HP, tapi nomor IMEI tetap akan terdeteksi sama.
Polisi bekerja sama dengan operator seluler akan mudah menangkap pelaku. Yang dilakukan adalah polisi akan mencatat nomor HP yang digunakan korban semasa hidupnya. Dari register di operator seluler dilihat nomor ini berpasangan dengan IMEI-nya. Sekarang tinggal dibidik IMEI ini. Beberapa BTS yang digunakan akan terdeteksi. Dengan triangulasi BTS ini bisa ditentukan lokasi HP. Tinggal dilakukan penyergapan.
Sudah berulang kali penjahat tertangkap gara-gara HP. Mereka tidak mengerti bahwa posisi HP bisa dilacak. Kalau mereka tahu pasti mereka tidak akan menggunakan HP curian atau HP yang sudah diketahui pernah dipasang simcard nomor tertentu. Cuma mengganti simcard tidak akan aman dari pelacakan.
Figur terkenal yang tertangkap gara-gara HP adalah Tommy Soeharto. Dia sebetulnya sudah khawatir kalau nomor HP-nya terlacak. Karena itu dia mengganti SIM card-nya. Tidak mengganti handset. Akibatnya terdeteksi tempat persembunyiannya di Bintaro. Akhirnya istirahat dari petualangannya dan dijebloskan ke Nusakambangan.
Yang kurang begitu canggih juga dengan mudah dideteksi lokasinya. Kasus penculikan anak meminta tebusan menelepon keluarga anak melalui HP. Dikiranya dengan menyembunyikan nomor sudah cukup untuk menghilangkan diri dari pantauan petugas. Dengan mudahnya si penculik ditangkap di pelataran SPBU di Jakarta Selatan.
Penculikan anak di Serpong juga penjahatnya berhasil ditangkap berdasarkan sinyal HP. Si penculik menghidupkan HP di Ambon. Sontak petugas menghubungi instansi di Ambon dan langsung menangkapnya.
Ketidaktahuan para penjahat ini tentang seluk-beluk teknologi komunikasi seluler memudahkan petugas menangkapnya. Pelaku penipuan lewat HP juga pernah ditangkap dari sinyal HP. Mereka memang mahir menggunakan media sosial modern seperti Facebook dan Twitter, tapi tidak tahu kalau HP-nya bisa dipantau akibat ceroboh.