Mohon tunggu...
Ruslan H
Ruslan H Mohon Tunggu... -

Technology Enthusiast, sms : 0881-136-5932

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengelola Blok Mahakam Untuk Kemakmuran Bangsa Indonesia

13 Mei 2015   11:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:06 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CPA - Handil (sumber: beritasatu)

Pengambil Alihan Blok Mahakam

Keputusan ESDM untuk tidak meneruskan pengelolaaan Blok Mahakam kepada Total / Inpex setelah 2017 implikasinya adalah Pertamina yang diserahi amanah untuk meneruskan pengelolaan blok migas yang hampir setengah abad dikerjakan oleh Total / Inpex. Pertamina sendiri sudah menyanggupi kesiapannya untuk mengelola Blok Mahakam ini. Ditengah beban berat kewajibannya untuk menyelesaikan Natuna East, Pertamina harus pandai pandai menyiasati mengerahkan sumber dayanya demi tugas yang dibebankan ESDM ini.

[caption id="" align="aligncenter" width="525" caption="CPA - Handil (sumber: beritasatu)"][/caption]

Persepsi Keliru Masyarakat Tentang PSC

Selama ini ada persepsi keliru tentang Production Sharing Contract (PSC) yang dilakukan pemerintah terhadap SDA migas sejak dekade enam puluhan. Sistem ini menggantikan skema kontrak karya yang dilakukan sebelumnya. Skema bagi hasil dari PSC ini secara garis besarnya adalah mengundang kontraktor migas asing untuk mengerjakan eksplorasi dan eksploitasi di Indonesia. Kontraktor asing ini akan mendanai dulu biaya eksplorasi. Kalau menemukan minyak atau gas, maka dilanjutkan dengan eksploitasi. Uang yang dikeluarkan akan dibayarkan melalui cost recovery. Kalau tidak menemukan minyak atau gas, maka uang yang telah dikeluarkan oleh kontraktor migas itu akan ditanggung sendiri, tidak mendapatkan penggantian. Karena itulah unsur nasib berperan juga di sini. Meskipun analisa teknis secara matang telah memprediksikan akan menemukan minyak atau gas, tapi kalau dewi fortuna tidak berpihak kontraktor migas akan gigit jari. Faktor iniah yang mengakibatkan diperlukannya dana besar untuk menunjang operasi eksplorasi dan eksploitasi migas. Investor lokal yang uangnya terbatas mungkin tidak tertarik untuk menginvestasikan uangnya di sini. Mereka akan berpikir dua kali sebelum terjun ke arena migas yang faktor gamblingnya tinggi. Lebih mendapatkan kepastian untuk investasi buat membangun properti. Karena itulah yang terlihat mengelola blok migas adalah nama nama kontraktor asing.

Dengan terlihatnya nama nama kontraktor migas asing, maka masyarakat awam akan mengira bahwa minyak dan gas disedot untuk dimliki asing. Sebetulnya tidak. PSC itu terikat skema bagi hasil dari minyak dan gas yang dihasilkan. Split bagi hasil ini besarannya tergantung sulitnya lifting dan pemrosesan migas tetersebut. Saat ini kurang lebihnya yang berlaku untuk minyak adalah 85 : 15. Delapan puluh lima persen untuk bagian pemerintah dan limabelas persen untuk bagian kontraktor. Sedangkan untuk gas berlaku split 70 : 30. Dari sini terlihat bahwa migas tidak dikeruk untuk dimiliki pihak asing. Ini adalah cara untuk pembiayaan eksplorasi dan eksploitasi yang memang mengandung resiko. Skema bagi hasil ini dirundingkan secara fair dengan memasukkan berbagai macam faktor. Jadi sebetulnya istilah migas dikuasai asing itu adalah salah kaprah. Kontraktor asing diundang Indonesia untuk bekerja sama dengan skema pembayaran cost recovery. Hasil minyak dan gas dibagi antara pemerintah dan kontraktor.

Ketidak tahuan masyarakat tentang PSC ini dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk menghasut masyarakat. Dihembuskan berita berita bahwa migas disedot untuk kepentingan asing. Pembubaran BP Migas secara mendadak beberapa tahun lalu adalah salah satu korban dari hasutan tak berdasar. Pada kenyataanya pengelolaan migas model seperti ini tidak terlalu salah. Hanya saja mungkin Pertamina tidak ada faktor desakan untuk berkembang karena tidak didorong untuk terjun menangani blok migas yang menantang.

Momentum Yang Harus Dimanfaatkan

Penyerahan blok Mahakam ini merupakan kesempatan buat Pertamina untuk mengelola lapangan migas yang 100% kepercayaan telah diberikan kepadanya. Pertamina berhak menentukan sendiri bagaimana nanti caranya. Bisa jadi Pertamina akan mengerjakan sendirian atau mengajak partner kontraktor migas lain untuk bersama sama mengelolanya. Kabar yang santer terdengar adalah Pertamina akan mengajak Total sebagai partner. Pembagian sahamnya adalah 70% untuk Pertamina dan 30% untuk Total. Pertamina rencananya juga akan memberikan Participating Interest sebesar 10% kepada Pemda Kaltim. Pemilihan Total sebagai partner adalah sangat tepat. Data geologi dan subsurface yang dimilikinya belum tentu akan diberikan semuanya jika tidak diajak. Pengalaman hampir setengah abad di daerah itu sangat berguna untuk pengelolaan selanjutnya. Masa transisi dari pengelolaan Total ke Pertamina diharapkan berjalan mulus. Jangan sampai ada shutdown yang akan mempengaruhi produksi minyak dan gas.

Kemampuan Pertamina

Pertamina sudah berpengalaman dalam mengambil alih lapangan migas di Indonesia dari kontraktor asing. Pada tahun 80 an di Sumatra Selatan lapangan minyak Pendopo Talang Akar diambil alih dari PT Stanvac Indonesia menjadi Pertamina Unit Eksplorasi Produksi II Pendopo. Ini adalah lapangan migas tua yang sudah beroperasi sejak jaman kolonial Belanda. Ada ratusan sumur minyak dan gas onshore, terdiri dari sumur sumur Natural Flow, Sucker Rod Pumping Unit, Gas Lift dan Waterflood. Pada daerah lain di Sumatra Tengah Lapangan Lirik juga diambil alih. Pengalaman mengambil alih lapangan offshore adalah ketika meneruskan pengelolaan ONWJ (Offshore North West Java) dan WMO (West Madura Offshore) di Laut Jawa. Dengan pengalaman pengalaman ini diharapkan Pertamina akan mulus untuk meneruskan pengelolaan blok Mahakam nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun