Pada akhir dekade tahun 80an telpon seluler sudah digunakan di Indonesia. Telepon seluler awal ini adalah telepon mobil (carphone) yang bentuknya sebesar kardus indomie. Dipasang di dalam mobil secara permanen ataupun diperlakukan portable. Maksudnya ketika berada di kantor, maka telepon tersebut diangkut ke dalam ruangan kantor. Lumayan berat, sehingga merepotkan. Karena harganya mahal, maka penggunanya sangat terbatas. Biasanya kaum elite masyarakat, seperti para direktur perusahaan besar. Setiap pagi tugas office boy dari kantor adalah memikul telpon seluler dari tempat parkir direktur ke ruangannya. Setiap sore mengembalikan ke mobil.
Â
Â
Â
Menjelang tahun 90 mulai digunakan telpon seluler yang bisa digenggam kemana mana. Mungkin ini asal mula nama telepon genggam di Indonesia. Bentuknya besar, segede batu bata. Masyarakat akan mengingat film Wallstreet (1987) yang dibintangi Michael Douglas. Dalam film tersebut dia memerankan Gordon Gecko yang membawa telpon seluler segede batu bata. Harga telepon selular ini masih selangit. Karena itu menenteng barang ini merupakan prestise tersendiri. Remaja kelas atas terlihat membawa telepon ini kemana-mana. Pengusaha kelas menengah juga memamerkan benda ini di depan klien yang ditemuinya. Ini adalah simbol status yang dianggap layak dibeli pada saat itu.
Tahun 94 telpon GSM mulai dipakai di Indonesia. Sebelumnya adalah sistem AMPS dan NMT. Penggunaan GSM di Indonesia ini termasuk maju, hanya beberapa bulan saja setelah Perancis menggunakan. Kemajuan GSM ini adalah menggunakan simcard dan sistem security yang terjamin. HP dengan sistem AMPS securitynya lemah. Bisa dibajak dan dikloning. Tagihan HP terbajak ini akan melonjak gila gilaan. Masuknya telpon GSM ini diikuti dengan membanjirnya handset ukuran yang lebih kecil. Tercatat Motorola, Alcatel, Siemens, Ericsson dan Nokia sebagai para penyerbu pertama yang memasarkan HP ini di Indonesia. Kepopuleran ponsel GSM ini membuat produksi unit handset naik, sehingga ongkos produksi per unit turun. Ponsel GSM harganya turun dan mulai merajai pasar. AMPS mulai ditinggalkan.
Ponsel pada dekade 90 an hanya menjalankan fungsi dasar yaitu voice call. Meskipun SMS sudah menyatu dalam sistem GSM, tapi penggunaan secara operasional di Indonesia baru pada tahun 2000. Inovasi baru pada ponsel pada awal 2000 adalah memasukkan fungsi PIM (Personal Information Management). Calendar, alarm, reminder menjadi nilai lebih yang ditawarkan. Teknologi baterai dan energy management membuat produsen bisa menciptakan ponsel kecil dengan waktu pakai yang lama. Pemakaian baterai sampai 4 atau lima hari adalah biasa saat itu. HP mungil yang bermunculan ini laris manis. Ada model flip dan candy bar. Dipegangnya nyaman, dimasukkan saku mudah. HP kecil lebih fashionable. Nokia mempopulerkan casing warna warni yang bisa digunakan untuk mengganti casing asli warna hitam. HP kecil yang cantik harganya lebih mahal. Pengguna HP jadul tambun mulai malu untuk menggunakan di tempat umum. Mereka diledek menelpon menggunakan kalkulator Karce.
Setelah itu mulai jaman smartphone. Istilah smartphone ini sendiri agak rancu. Tapi secara garis besar smartphone merujuk kepada ponsel yang mempunyai operating system mirip komputer. Bisa meng-install program-program yang diperlukan sesuai kebutuhan. Pada saat itu operating system yang terkenal adalah Symbian, Palm dan PocketPc. Diikuti masuknya fitur multimedia dan internet ke dalam ponsel, maka badan ponsel menjadi besar dan berat. Selesailah sudah masa masa manis menimang hp mungil dan ringan.
Tahun 2005 Blackberry mulai masuk Indonesia. Aslinya Blackberry ini pada dekade 90an adalah mesin email yang digunakan untuk keperluan korporasi, tidak bisa digunakan untuk menelpon. Keunggulan BB adalah sistem enkripsi yang membuat rahasia perusahaan aman dari sadapan orang kepo. Fitur BBM ini ternyata cocok dengan masyarakat Indonesia yang suka ngerumpi. Maka larislah BB ini dipasaran Indonesia. Membuat petinggi perusahaan pembuat BB (RIM) terbengong bengong dengan fenomena ini. Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar BB. Menggunakan BB ini normalnya menggunakan dua tangan. Tidak seperti HP mungil sebelumnya yang cukup dioperasikan satu tangan.
Perkembangan selanjutnya dipicu oleh Apple dengan inovasinya berupa iPhone yang menggunakan layar sentuh. Sebetulnya teknologi layar sentuh untuk HP ini sudah ada tujuh tahun sebelum iPhone. Kyocera, Handspring, Palm dan O2 sudah menggunakannya di sekitar tahun 2000. Hanya saja Steve Job berhasil membuatnya populer. Berbondong bondonglah produsen HP menawarkan model model HP layar sentuhnya. Diluar Apple dengan iOS nya, mereka menggunakan Android, Microsoft dan lain lain. Karena trendnya menggantikan laptop untuk pekerjaan ringan, maka HP ini mempunyai layar lebar untuk memudahkan jari tangan mengoperasikan.
HP layar lebar menyedot daya baterai lebih besar. Ditambah dengan mode internet 'always on' akan mempercepat sampai ke low batt. Sekarang ini menjadi biasa HP yang selesai dicharge pagi hari napasnya tidak sampai sore hari. Terpaksa kemana mana menggotong power bank atau charger kalau menemukan lubang colokan listrik.