Pendidikan yang dipersiapkan ini haruslah yang tepat guna, bukan asal pendidikan abal-abal. Seperti dijelaskan oleh Jokowi yang menginginkan pelajar di daerah mulai didik untuk menguasai keahlian di sektor pertambangan. Kelihatannya ini salah arah. Kilang LNG merupakan fase downstream dari rangkaian eksploitasi gas, sebelum dikapalkan dalam bentuk LNG.Â
Karena itu sebetulnya di kilang LNG kurang cocok diisi oleh ahli pertambangan. Justru keahlian dari bidang teknik lain yang sangat diperlukan seperti ahli mesin, elektro, instrumentasi, teknik kimia, teknik sipil, spesialis rotating machinery, metalurgi.
Mengantisipasi program pendidikan ini harus dilakukan dengan tepat guna.Jangan sampai universitas salah menduga arah. Akhirnya akan banyak lulusan prodi tertentu yang ternyata tidak match dengan kebutuhan tenaga kerja dari kilang LNG. Indonesia mempunyai banyak train LNG yang operasional. Ini bisa dipakai untuk studi dalam menentukan kebutuhan pendidikan dalam rangka supply tenaga kerja Kilang LNG Masela.Â
Kesalahan antisipasi program pendidikan akan membuang uang secara sia sia. Selain itu akan membuat kecewa rakyat Maluku, karena program pendidikan yang disiapkan ternyata tidak cocok dengan kebutuhan kilang LNG. Ada baiknya pemda menyekolahkan ke kilang LNG yang ada unit pendidikannya. Di Bontang ada LNG Academy yang bisa digunakan untuk tempat menimba ilmu.
Tahapan bernomor 1 sampai 4 sebetulnya juga memerlukan tenaga kerja terdidik untuk menanganinya. PSC nantinya akan menenderkan pekerjaan EPC. Akan ada berbagai pekerjaan yang tercipta dan bisa dikerjakan rakyat Maluku jika memang memenuhi kualifikasi.Â
Pekerjaan pemasangan pipa bawah laut memerlukan tenaga berpengalaman untuk menggelar subsea pipeline dari Blok Masela ke lokasi kilang. Nanti akan diperlukan tenaga penyelam (diver).Â
Pekerjaan konstruksi kilang LNG akan memerlukan banyak welder dan radiographer. Pekerjaan bangunan sipil dan loading dock memerlukan banyak pekerja. Pekerjaan land clearing untuk penyiapan tapak pabrik perlu banyak tenaga untuk membabat hutan.
Dari potensi pekerjaan yang ada selama persiapan dan pembuatan pabrik LNG ini bisa diidentifikasi bagian bagian mana yang bisa diberdayakan untuk menciptakan tambahan lapangan kerja bagi rakyat Maluku.
Pekerjaan selanjutnya bisa tercipta jika Inpex memberikan konfirmasi untuk melaksanakan skema eksploitasi ini melalui FID. Karena itu pemerintah harus mengusahakan PoD dari inpex bisa selesai sesuai dengan jadwal. Seberapa bagus persiapan Indonesia untuk menyambut pengoperasian kilang LNG di Maluku, kalau FID akhirnya tidak investible maka rencana itu semua tinggal jadi pepesan kosong.
=== End
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H