Mohon tunggu...
Alit Dichan
Alit Dichan Mohon Tunggu... -

Gamer setengah jadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ku Sebut Itu 'Pertemuan Pertama'

14 Maret 2015   20:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:39 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seperti kepak sayap Cendrawasih

Diantara rerumputan hijau, berdiri tegap dibalik siluet senja

Membentang melawan arah awan.

Ku menapak di labuh barisan rel

Menantang dunia menjelajah membawa asa

Bersama waktu ku telusuri sudut kota itu

Hingga kau datang menyapa Sandikala

Terlihat selaksa warna jingga yang dilukis di atas kanvas hari

Kata mereka betapa indahnya surya dan mega

Lalu ku sebut itu “Pertemuan pertama” . . .

Megahnya mimpi dibalik cermin hati

Mem ‘blur kan logika mem ‘vintage kan rasa

Memaksa jiwa membenamkan sadar

Katanya ‘aku sudah dibutakan cinta’

Hingga aku menyerah atas jingganya ‘Sandikala’,yang mulai memudar

Dan menutup kisah dengan seulas cerita baru

‘Pertemuan pertama’ itu berpahat di lumbung jiwa

Tertanam dan tumbuh seperti indahnya edelwish

Hanya bisa dinikmati setelah menantang tingginya dunia

Bersama hangatnya senja yang merona jingga

*Cibinong Depok 14 Maret 2015 Jam 20:39

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun