Mohon tunggu...
Mohammad Herdianto
Mohammad Herdianto Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan jurnalis, hanya suka menulis

PNS (Pegawai Nyekel Sapu)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

PIMF Fest 2019 dan Makna Topeng dari Dua Sudut Pandang

28 Juli 2019   14:51 Diperbarui: 1 Agustus 2019   07:44 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu sore (27 Juli 2019) menjadi saksi kota ponorogo dalam Perhelatan Ponorogo International Mask and Folklore (PIMF Fest 2019 ), sekitar 150 penampil topeng tergabung dalam perayaan parade budaya.

Menampilkan Kirab kesenian Topeng ,start dari jalan Gajah Mada menuju ke arah barat dan finis di depan paseban Alon-alon Ponorogo.

Parade budaya sendiri memang sudah menjadi agenda rutin pemerintah kabupaten Ponorogo, menampilkan beberapa kesenian daerah dari seluruh indonesia. Yang tak lain adalah bertujuan untuk melestarikan budaya dan kesenian indonesia agar tidak punah ditelan oleh jaman.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Namun perbedaan Parade Budaya Tahun kali ini, Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendatangkan 7 kelompok seniman Asing yang berasal dari 7 negara.

7 kelompok seniman tersebut diantaranya adalah Sooyoung Yaryu dari Korea selatan, Folklore Ensemble Kopaniciar dari Slovakia, Arts and Culture Association Timor Furak dari Timor Leste, Nurafshon Folk Dance Group dari Uzbekistan, Grupo Folk Alianza dari Meksiko, Razdolie dari Rusia, serta  Fuego Morlaco dari Ekuador.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Selain itu pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo juga Mengundang beberapa seniman dalam negeri yang diantaranya dari Sampang, Madiun, Madura, Malang, dan Surakarta untuk ikut serta menyumbangkan kesenian topeng untuk turut serta dalam memeriahkan Parade budaya yang digelar kemarin sore.

Bambang Wibisono Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata (Dispar) Ponorogo mengatakan , adapun digelarnya Ponorogo International Mask and Folklore Festival 2019 tidak lain adalah bertujuan agar supaya dalam waktu kedepan, pagelaran ini bisa memberikan output dalam mendukung kelestarian budaya dan industri kreatif di Ponorogo.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dengan harapan, adanya perhelatan ini adalah untuk menunjukkan bahwa selain kesenian Reyog Ponorogo yang sudah dikenal dunia sebagai topeng raksasa,  juga memiliki tari topeng sebagai komponen pelengkapnya, Yang diantaranya adalah topeng Bujang Gabung dan juga topeng Klono sewandono. Dan yang pasti para pengrajin topeng sendiripun juga ikut dikenal, baik didalam negeri maupun di kancah internasional.

Bicara tentang topeng, bahwasanya topeng sangat dekat dengan konotasi negatif yang kurang lebih artinya adalah sebuah bentuk kepalsuan atau kepura-puraan ,kemunafikan , bentuk kebohongan untuk  menutupi karakter asli dari sosok dibalik topeng tersebut.

Sesorang bisa saja berniat jahat dan menggunakan topeng sebagai penutup dari sosok aslinya untuk melancarkan aksi jahatnya agar tidak diketahui oleh pihak  lain.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Sudah bukan rahasia lagi, bentuk kejahatan yang paling menjijikan didalam lingkup pemerintahan, adalah seorang pejabat dan politisi bisa saja menggunakan topeng untuk sebuah tindakan penyalahagunaan jabatan untuk kepentingan pribadinya yang dikenal dengan sebutan korupsi.

Namun jika dilihat dari sudut pandang lain, Topeng bisa juga diartikan dengan konotasi positif, topeng adalah penutup dari sebuah keakuan dalam diri, karna sejatinya manusia tidaklah mempunyai daya apapun, kecuali memang hanya Tuhan yang menghendaki semuanya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dalam arti lain, topeng bisa diartikan sebagai penutup hal-hal positif , dapat diemplentasikan seperti halnya ketika manusia beribadah, maka tidaklah perlu menunjukan siapa dirinya didepan banyak pihak. Mengesampingkan kepentingan pribadi hanya ingin adanya sebuah pengakuan. Karna cukup dirinya dan Tidaklah yang tau dengan apa yang dilakukannya.

Sayangnya, tak semua pihak bisa mengartikan topeng dari sudut pandang positif , topeng sudah terlanjur diartikan dengan konotasi negatif. Apakah tidak sadar? Bahwa semua superhero dalam cerita fiktif semuanya juga menggunakan topeng ciri khasnya masing-masing.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Topeng bisa diumpamakan sebagai dua bilah mata pisau, yang mana manusia memiliki peran vital dalam mengendalikan kedua bilah mata pisau tersebut, bukan salah tajamnya pisau jika digunakan untuk melukai bahkan membunuh orang lain.

Namun untuk memotong bahan makanan yang bisa digunakan bakal dalam kehidupan sehari-hari, manusiapun juga tidak bisa lepas dari mata pisau.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Bagaimana topeng diartikan, apakah sebagai penutup untuk tidak kejahatan atau penutup keakuan dalam diri? Semua tergantung pendapat dan sudut pandang  masing-masing pihak.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Namun satu hal yang pasti, Bahwa Perhelatan PIMF Test 2019 yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten Ponorogo ini bukan untuk mengartikan topeng pada filosofinya seperti yang telah dibahas di atas.

Satu-satunya tujuan PIMF Test 2019 ini memang hanya untuk kepentingan untuk  mendukung kelestarian budaya dan industri kreatif yang sudah ada saat ini dan khusunya kabupaten  Ponorogo agar bisa dikenal lebih dalam lagi di mata internasional, selain kesenian Reyog yang memang sudah mendunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun