"Yuk guys,ngidul" kata salah seorang di teman saya grub chat whatsapp. Kata itu artinya adalah sebuah kata ajakan, yang jika diartikan kedalam bahasa indonesia adalah ( Ayo kita menuju keselatan )
Saya dan beberapa teman saya sering menggunakan kata yang tak semua orang tau maksudnya, dan hanya saya dan beberapa teman saya yang tau. Seperti contohnya adalah kata ajakan untuk ngidul ( menuju keselatan ) di atas.
Kata ngidul bagi saya dan teman-teman berartikan sebuah ajak untuk pergi ke masjid Tegalsari. Iya masjid tegalsari Ponorogo letaknya memang di sebelah selatan pusat kota Ponorogo tepatnya di desa tegalsari kecamatan jetis. Sedangkan saya tinggal di daerah kota, Â maka tak heran jika kata ngidul sering digunakan oleh teman-teman saya untuk sebuah ajakan ke masjid Tegalsari.
Masjid tegalsari yang di dirikan oleh seorang ulama besar yaitu Kyai Ageng Mohammad Besari, memang memiliki kesan tersendiri bagi saya dan teman-teman, selain karna masjid ini bersejarah juga karna masjid tegalsari memiliki suasana yang berbeda dari masjid-masjid lainnya.
Sekitar 10 -20 tahun yang lalu masjid ini masih sepi, sehabis isyak paling tinggal 3-5 orang, namun sekarang lonjakannya luar biasaya, sehari bisa mencapai 100 -300 pengunjung yang datang, Â untuk berwisata religi dan juga berziarah ke makam Kyai Ageng Mohammad Besari yang letak makamnya tepat di belakang masjid. tidak hanya dari daerah kota Ponorogo, Â Namun pengunjung dari luar daerah khususnya Jawa Timur juga sangat banyak.
Memang bukan hal yang baru lagi jika Masjid tegalsari dijadikan tempat favortit bagi sebagian masryarakat ponorogo dan sekitarnya untuk menjalankan sholat Lailatul Qadar pada 10 hari terakhir bulan Ramdhan.
Entah dengan alasan apa, yang jelas memang benar apa yang dikatakan oleh mas Nanang diyanto, bahwa pengunjung Masjid tegalsari yang paling banyak adalah pada bulan Ramadhan. Bukan hanya ratusan orang, namun bahkan bisa mencapai ribuan orang yang datang kesana .
Untuk mengantisipasi hal itu, pengurus masjid bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk membuka beberapa lahan parkir untuk penitipan kendaraan di halaman rumah masing-masing, dan juga membuka warung-warung makanan dan minuman serta lapak untuk perlengkapan ibadah di area parkir masjid. Seperti contohnya adalah baju koko, kain sarung, peci , surban , tasbih , minyak wangi dan lain-lain.
Setiap malam ganjil di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, sebelum sholat Lailatul Qadar dimulai , suasana di area parkir masjid tegalsari seperti halnya pasar malem penuh dengan pengujung yang ingin membeli makanan serta membeli oleh-oleh bagi para pengunjung yang datang dari luar daerah.