Acara pisah sambut pejabat lama dan pejabat baru dalam suatu kantor itu pasti dalam suasana yang berbedha dari hari biasanya. Hari itu seluruh pegawai sudah mulai berkumpul di dalam gedung, satu persatu memasuki ruangan disambut dengan musik organ tunggal yang membawakan lagu bernuansa ceria.
Tak lama kemudian acarapun di mulai, suasana yang tadinya ceria, berubah jadi haru dan hening, terlebih saat pejabat yang akan pidah itu yang memberikan sambutan dari atas panggung, menyampaikan kesan-kesannya selama ini selama menjabat di kantor dan juga kata-kata yang sifatnya adalah pamitan kepada seluruh pegawainya.
" Setiap daerah itu pasti mempunyai ciri khas yang bisa membuat seorang yang datang dari daerah lain menjadi terkesan, Â satu contoh adalah daerah Ponorogo ini. Hampir semua orang yang berasal dari daerah lain rata-rata berkesan dengan kesenian reyog , atau kulinernya yaitu sate ayam.
Termasuk saya yang terkesan dengan kesenian Reyog dan Sate ayam Ponorogo Namun hal yang lebih berkesan lagi selama saya menjabat di Ponorogo adalah tradisi budayanya, salah satunya adalah Budaya Grebek Suro dan Kirab Pusaka.
Saya menjabat di Ponorogo belum lama, kurang lebihnya baru 11 bulan. Walaupun begitu, sekali lagi Ponorogo sudah membuat saya sangat terkesan. Jujur ,sebenarnya berat bagi saya untuk meninggalkan kota Ponorogo tercinta ini. Saya pasti kangen dengan budaya-Budayanya, dan yang membuat saya lebih kangen lagi adalah bagaimana rasanya berpakaian khas Warok Ponorogo sebagai seragam kerja Untuk Pegawai Negri Sipil di saat moment tertentu, dan juga ikut arak-arakan menaiki delman dalam kirab pusaka".
Kalimat di atas adalah secuil sambutan yang disampaikan oleh Pak Ir. Deddy Abdul latif, MT mantan kepala Kantor Pertanahan dalam acara serah terima jabatan di gedung Sasana Prana Ponorogo pada hari jum'at 2 Maret 2018. Beliau adalah pejabat yang lama dan akan di gantikan oleh pejabat baru yaitu Bapak Sugeng Muljosantoso, SH yang berasal dari Kota Madiun.
Raut Wajahnya begitu terlihat campur aduk, antara sedih dan bahagia. Bahagia karena beliau sudah tidak lagi harus berjauhan dengan keluarga, dan sungguh tak bisa membayangkan rasanya jika harus pulang pergi Ponorogo - Bandung, menghabiskan waktu selama 11 jam berada di kereta harus ia jalani setiap minggunya demi untuk bisa selalu bertemu dengan keluarganya di rumah.
Namun juga sedih jika harus meninggalkan kota Ponorogo, berpisah dengan pegawai pegawainya yang lama. seperti apa yang sudah beliau sampaikan di atas, walaupun baru 11 bulan menjabat di Ponorogo, namun begitu sangat terkesan dengan Ponorogo. Â Hal itu beliau sampaikan dengan berlinang air mata di depan seluruh pegawainya dan Jajaran pejabat yang hadir pada acara hati itu.
Hal itu juga di pertegaskan oleh Bapak Seodjarno wakil bupati Ponorogo yang juga hadir pada acara pisah sambut kemarin, beliau juga menyapailan kepada kepala kantor pertanahan yang baru agar nantinya juga harus memakain pakaian warok khas ponorogo dalam perayaan-perayaaan tertentu yang di sudah di agendakan oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo.