Mohon tunggu...
Hendra Rayana
Hendra Rayana Mohon Tunggu... -

Saya penggemar Musik Tradisional Indonesia terutama Gamelan Jawa dan Wayang Kulit, tetapi saya juga penggemar musik klasik barat, penggemar Beyonce, Charice, Whitney Houston, Tina Turner, The Beatles dan lain-lain. Saya punya prinsip, kalau kita ingin dihargai oleh orang lain atau negara lain, maka kita harus bisa menghargai orang lain atau negara lain. Dulu saya bekerja dibidang komputer mulai tahun 1969 - 1998 sebagai programmer dll, sekarang jadi m.c. saja (momong cucu) sambil ngotak-atik kompasiana, asyik lho... Profil saya selengkapnya dapat dilihat di : http://www.facebook.com/hrayana

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Teknologi Canggih #05: PT DI Akan Membuat 50 Pesawat Tempur T-50 Golden Eagle untuk TNI-AU

16 April 2010   03:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:46 5435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TEKNOLOGI CANGGIH

Canggih #05

PT DI Akan Membuat 50 Pesawat Tempur T-50 Golden Eagle untuk TNI-AU

  Artikel Teknologi Canggih ini dimaksud untuk memberi motivasi kepada Pemerintah, Bangsa, dan Rakyat Indonesia, agar tergerak untuk memiliki dan menguasai Teknologi Canggih semacam ini. Memang hal ini adalah sebuah mimpi, tetapi mimpi yang bisa menjadi kenyataan, asal kita bisa menjalankan strategi yang benar dalam memajukan Bangsa dan Negara kita. Strategi jangka panjang yang baik harus disusun oleh ahli-ahli dan elit-elit kita, jangan elit-elit kita berantem melulu. Strategi untuk 30 tahun atau 50 tahun mendatang bagi Negara Indonesia yang kaya raya ini harus disusun, kalau undang-undang nya tidak memungkinkan untuk membuat strategi ini, ya undang-undangnya dirubah. Kondisi PT DI terus membaik. Dalam waktu dekat mereka akan memproduksi pesawat tempur dengan dana urunan bersama pemerintah Korea Selatan (Korsel) sebesar USD 8 milliar. Indonesia menyumbang USD 2 milliar, sedangkan pemerintah Korsel USD 6 milliar. ''Tapi, untuk Indonesia itu akan kita konversikan dalam bentuk tenaga, teknologi, dan pengembangan pesawat tersebut,'' katanya.

Kemampuannya tak jauh berbeda dengan F-16 Fightning Falcon, pesawat tempur kondang buatan Amerika Serikat yang digunakan 24 negara di dunia. Rinciannya, 200 unit untuk Korsel dan 50 untuk Indonesia. ''Proyek ini memakan waktu sampai tujuh tahun,'' kata Budi.

Selain itu, order dari Timur Tengah terus berdatangan. Sejumlah negara memesan CN-235 untuk pesawat pengawas pantai, pengangkut personel militer, dan pemantau perbatasan. Dari dalam negeri, Kementerian Pertahanan (Kemhan) juga memesan enam unit helikopter dan Badan SAR Nasional (Basarnas) empat unit.

Budi mengakui, tren industri dirgantara di Indonesia terus naik kendati perlahan. Paling tidak, tujuh tahun ke depan, PT DI bisa meraup laba yang lumayan dari membuat pesawat. Sebenarnya, kata Budi, keuntungan itu bisa didongkrak bila ada keberanian mencari pinjaman. Tapi, itu bakal sulit. ''Tidak banyak bank yang mau. Sebab, risikonya terlalu tinggi. Padahal, semakin tinggi risiko, janji revenue juga besar,'' kata Budi yang lulusan Teknik Penerbangan, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan menyelesaikan gelar MBA di Belanda itu.

Strategi pengembangan PT DI saat ini, kata Budi, tak bisa terlalu ekspansif. PT DI memilih berjalan perlahan dengan memanfaatkan margin keuntungan sebagai modal pengembangan. ''Begini saja, lebih aman,'' kata Budi lantas tersenyum. (aga/c2/iro)

(JawaPos)     (DEFENSE STUDIES)

Catatan :Pesawat tempur T-50 Golden Eagle memang sangat strategis untuk Indonesia yang begitu luas dan terdiri dari ribuan pulau ini. Pesawat T-50 ini di design untuk dapat digunakan sebagai pesawat latih bagi pilot-pilot yang akan menerbangkan pesawat-pesawat tempur 4th and 5th generation, misalnya F-16s dan F-22. Selain itu dengan kemampuan manuver nya, pesawat-pesawat ini dapat digunakan untuk menjaga perbatasan Indonesia yang begitu panjang dan sangat rawan dengan pelanggaran. Dalam hal ini, saya salut kepada PT Dirgantara Indonesia dan Pemerintah Indonesia karena dari dana USD 8 milliar, Indonesia menyumbang USD 2 milliar, sedangkan pemerintah Korsel USD 6 milliar. ''Tapi, untuk Indonesia itu akan kita konversikan dalam bentuk tenaga, teknologi, dan pengembangan pesawat tersebut". Kesimpulan nya Indonesia tidak akan terlalu dibebani dengan dana USD 2 milliar tersebut. Selamat berkarya.....

 
T-50 Golden Eagle T-50 Golden Eagle

The T-50 Golden Eagle is a supersonic advanced jet trainer being developed by KAI for the ROKAF. Lockheed Martin Aeronautics, the principal subcontractor to KAI, is providing technical expertise in all aspects of the program and is responsible for developing the T-50 avionics system, flight control system and wings. The two companies are cooperatively marketing the T-50 internationally.

 

(GlobalSecurity.org)

T-50_Golden-Eagle
T-50_Golden-Eagle
T-50 Golden-Eagle
T-50_Golden-Eagle
T-50_Golden-Eagle
F/A-50-pesawat tempur rancangan Korsel (hasil pengembangan dari T-50 Golden Eagle bersama Lockheed Martin) yang membutuhkan mitra pengembangan dari negara lain (photo : KDN)     (DEFENSE STUDIES)
T-50_Golden-Eagle
T-50_Golden-Eagle
T-50 Golden-Eagle
T-50_Golden-Eagle
T-50_Golden-Eagle
T-50 Golden-Eagle
T-50_Golden-Eagle
T-50_Golden-Eagle
T-50 design map
T-50 Golden-Eagle
T-50 Golden-Eagle
T-50 Golden-Eagle
(combataircraft.com)
T-50 Golden-Eagle
T-50 Golden-Eagle
T-50 Golden-Eagle
T-50_Golden-Eagle
T-50_Golden-Eagle
T-50 Golden-Eagle Cock Pit T-50 Golden Eagle

Description

The T-50 has the maneuverability, endurance and advanced systems to prepare future pilots to fly current and next-generation fighters like advanced F-16s, the F-22 and the Joint Strike Fighter. These same characteristics give it an excellent capability as a lead-in fighter trainer and potential light-combat aircraft in many air forces.

There is a very real problem emerging in the fighter community today. The aircraft currently used to train fighter pilots started production in the 1950s and 1960s and are approaching the limit of their service life. Age and attrition as well as widening gaps between past and current technologies are creating concern in many fighter communities around the world.

Because 4th generation fighters today are more complex and capable than ever before, fighter pilots must properly trained to operate their aircraft at the maximum envelop to fully utilize the fighter capability during combat. To address these critical issues, the Republic of Korea Air Force (ROKAF) has commissioned Korea Aerospace Industries (KAI) and Lockheed Martin Aeronautics Company (LM Aero) to develop and produce the T-50 for the ROKAF.

Under a partnership arrangement, KAI and LM Aero have jointly invested in the T-50, making it the only recently developed advanced supersonic trainer. The T-50 is designed as an advanced trainer for fighter pilots selected to fly world's 4th and 5th generation fighter aircraft. It is the highest efficiency training system because it provides trainee pilots rapid transition to a modern fighter environment utilizing the latest advancement in aviation technology. T-50 can also function as a Light Combat Aircraft for the defense of national borders. T-50 is the advanced jet trainer for tomorrow's fighter pilot.

Designed for high performance, the T-50 features digital fly-by-wire for precision aircraft handling, relaxed static stability to improve maneuverability, variable camber wing with strakes to maximize the lift to drag ratio and improve directional stability, and tandem seating for superior visibility, and efficient turbo-fan engine utilizing proven technology for maximum reliability and safety, and advanced nav-attack sensor for multi-role mission, and the On Board Oxygen Generating System. T-50 is the only advanced Trainer for the 4th and 5th generation fighter.

The T-50 has a maximum take off gross weight of 26,400 lbs, and empty weight is 14,200 lbs. The engine provides 17,700 lbs of thrust giving the aircraft the maximum speed of 1.4 mach. The aircraft load factor is ranged between -3 and +8 g. The T-50 service ceiling is 48,000 fts and airframe has a structural life over 8,000 hrs. The T-50 is powered by GE-F404 engine. A high performance engine combining the latest technology and engine reliability and safety. It features full authority digital engine control: rapid throttle response without throttle restrictions and automatic engine monitoring with excellent stall free operation and no visible smoke.

The T-50 advanced cockpit features the bubble canopy and tandem seating for superior outer vision. It has a Head-Up Display with excellent field of view for displaying flight information. Two large 5" color multi-function displays for displaying mission and aircraft data as well as weapon selection and control for the light combat aircraft variant. Digital instrumentation and integrated HOTAS operation to allow head up operation.

The T-50 is the first trainer to employ electronic fly-by-wire and digital flight control for precision maneuvering. The digital flight controls are triple redundant and triplex digital flight control provides mult-mode control laws and a flight envelop limit. The actuator is direct drive with actuator reconfiguration mode.

As an advanced jet trainer, the T-50 is used to train pilots on basic cockpit operation, maneuvering and situation awareness. The T-50 is also designed as a Lead In Fighter Trainer where tactical skills and advanced flight instruction are all taught.

The T-50 is a total training system. Classroom training provides student with basic theory and operation of the aircraft and mission. The ground base training system is a computer assisted learning tool designed to transition the classroom instruction into practical flying skills. The simulator is used to emulate the aircraft cockpit and flying profile. Trainees using the simulator can transfer their flying mission back to the ground base training system for mission playback to analyze their performance. The trainees are then taken into aircraft for flight training. Basic aircraft instrument and handling are taught along with advanced tactical and new operational skills and weapon delivery.

Specifications

Length 42.59ft (12.98m) Width 30.09ft (9.17m) Height 15.68ft (4.78m) Max Speed 0mph (0kmh; 0kts) Max Range 1,150miles (1,851km) Rate-of-Climb 0ft/min (0m/min) Ceiling 48,000ft (14,600m; 9.1 miles) Accommodation 2 Hardpoints 7 (including wingtips) Empty Weight 14,200lbs (6,441kg) MTOW 26,422lbs (11,985kg) Engine 1 x General Electric F404-102 turbofan engine delivering 17,700lbs of thrust with afterburning. Weapons Suite 1 x 20mm M61A1 Vulcan gatling cannon 2 x AIM-9 Sidewinder air-to-air missiles (wingtip mounts) 6 x AGM-65 Maverick air-to-surface missiles Cluster Bombs Rocket Pods General Purpose Bombs

 

(GlobalSecurity.org)

Klik disini bila ingin lihat Artikel lain.

KAI T-50 Golden Eagle Demo at Singapore AirShow 2010

T-50 is Korea`s first supersonic military jet : 2007air show

T 50 Golden Eagle

T-50 ?? ??(Golden Eagle) ????

Top U.S. officer flies Korea`s T-50 jet

Singapore Airshow 2010 - T-50 Golden Eagle Air Display

Made in Korea! T-50

TEKNOLOGI CANGGIH

  1. Teknologi Canggih #04: Antonov An-225 Mriya Pesawat Cargo terbesar di dunia buatan Rusia
  2. Teknologi Canggih #03: Pesawat Tempur Siluman PAK FA T-50 buatan Rusia
  3. Teknologi Canggih #02: Pesawat Tempur Siluman F-22 Raptor
  4. Teknologi Canggih #01: C-17 Globemaster III mendarat di Ngurah Rai Denpasar

Klik disini bila ingin lihat Artikel lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun