sumber foto : www.menjejakdunia.com
Selamat malam semua……..kembali berita sepakbola “Lokal” alias dalam negri diramaikan dengan apa yang kalau boleh saya sebut dengan “Tragedi Sepakbola Nasional” dengan apa yang terjadi terkait dengan sikap penonton saat laga yang berlangsung semalam di stadion Utama Gelora Bungkarno Jakarta antara timnas senior yang diisi oleh para pemain terbaik dari liga terbaik di negri ini dan juga dilatih oleh pelatih terbaik sejagat raya Opa Riedl yang dipersiapkan untuk menjadi “Jawara Piala AFF” 2014 sesuai denagan beban target yang diemban Opa Riedl dibulan November 2014 nanti.
Dalam laga tadi malam Timnas Opa Riedl “hanya” mampu menang tipis 1-0 atas ASEAN All Stars, dimana Gol kemenangan Timnas Opa Riedl sejatinya bukanlah yang dipersembahkan oleh anak asuh Opa Riedl melainkan gol yang berasal dari Gol bunuh diri yang dilakukan pemain ASEAN All Stars yaitu Safiq Bin Rahim pada menit 14.
Tapi yang menarik dari laga tadi malam adalah terjadinya apa yang saya sebut tadi dengan “Tragedi Sepakbola Nasional” dimana para pemain Timnas seakan diteror oleh para penontonnya sendiri, apa lagi setiap kali pemain yang berasal dari Persib Bandung menyentuh bola dicibir penonton dengan teriakan "huu..." seperti yang dialami Ferdinan Sinaga yang malah tersulut emosi dan berlari meloncati pagar pembatas menuju ke tribun penonton di sektor empat dalam usaha mendatangi kerumunan suporter yang memang kebanyakan beratribut oranye kostum kebanggan bagi the Jack Mania, karena sebelum laga timnas ini berlangsung terlebih dahulu sebagai laga pembuka ada pertandingan antara Persija Jakarta melawan Ajax Amstrdam, dimana terlihat Ferdina Sinaga menantang suporter yang menyoraki dirinya di lapangan "Ayo, sini. Tadi kalian teriak-teriak," cetus Ferdinand…..inilah fakta potret dari mental buruk pemain timnas Opa Riedl….
Terkait dengan kejadian itu Opa Riedl pun menyesalkan ulah penonton yang menghina pemain timnas dengan mengatakan "Saya sangat kaget dengan apa yang terjadi di sini. Mereka tidak berhenti menyoraki pemain. Padahal ini adalah pemain bangsa negara mereka sendiri. Seharusnya mereka tidak boleh seperti itu," ucap pelatih asal Austria
Tentu dari kejadian diatas ingatan kita akan kembali ke konflik yang berkepanjangn dan tak pernah bisa terselesaikan antara dua pendukung fanatik dari masing-masing kedua klub “Viking” dari klub Persib Bandung dan “Jack Mania” dari Persija Jakarta, walaupun sempat diberitakan beberapa waktu yang lalu sudah tercapai perdamaian atau Islah, tapi sepertinya Islah itu hanya berlaku bagi kalangan elit pimpinan masing-masing supporter saja sementara hal itu tidak berlaku bagi pendukung fanatik yang berada di level akar rumput atau “grass roots” dimana seperti yang kita ketahui baru saja terjadi lagi bentrok antara kedua supporter tanggal 8 mei yang lalu di Tol Cikampek, sesuai yang diberitakan sekitar 2000 Jakmania yang berniat mendampingi Persija Jakarta saat laga melawan Persib Bandung, namun pihak panitia pelaksana (Panpel) Persib Bandung ternyata tidak menyediakan tiket pendukung tim tamu padahal sebelumnya sudah sempat terjadi islah.
Pertanyaannya sampai kapan ini akan berlangsung ? tentunya semua kembali ke aturan atau ke tegasan yang dibuat pemegang otoritas persepakbolaan di negri ini yaitu PSSI/PT. Liga dan kenapa tulisan ini saya beri judul “Viking Vs Jack Mania Konflik Yang Terpelihara ?” karena dari apa yang saya lihat sepertinya hal ini dibiarkan terjadi berulang-ulang, aturan tinggal aturan tidak pernah ada ketegasan dari sanksi yang sudah diberikan seperti yang kita ketahui Persib saat ini tercatat sebagai salah satu klub yang paling banyak mendapat hukuman dari komisi disiplin PSSI yang sebagian besar disebabkan oleh ulah dari para pendukung Persib alias Bobotoh “Viking”
Kalau di total ada lima hukuman denda yang harus diterima Persib antara lain
(1) diwajibkan untuk membayar denda sebesar Rp50 juta sebagai buntut dari penilaian komdis PSSI terhadap kinerja panitia pelaksana pertandingan yang dianggap melakukan tingkah laku buruk dan tidak patut karena gagal menyelenggarakan laga Persib-Persija
(2) Nyanyian lagu rasis "wasit goblok" dan pelemparan botol air mineral yang dilakukan Bobotoh pada laga Persib kontra Semen Padang, 16 Februari lalu, mengakibatkan panpel Persib dijatuhi sanksi denda Rp250 juta.
(3) Penyerang Persib, Ferdinand Sinaga mendapat sanksi dua kali larangan bertanding, ditambah denda sebesar Rp25 juta dari komdis setelah dinilai berperilaku buruk terhadap wasit saat melakoni laga melawan Semen Padang.
(4) Denda Rp10 juta karena dianggap lalai menjaga pendukungnya untuk mematuhi hukuman dari komdis. Sebelumnya Bobotohmendapatkan sanksi tidak boleh mendampingi timnya saat menjalani laga tandang selama 12 bulan, dampak perselisihan dengan pendukung Persija di Sleman, 28 Agustus 2013. Atas kejadian itu, hukuman ditambah enam bulan.
(5) Aksi Bobotoh yang melakukan pelemparan botol ke bangku cadangan tim lawan, menyalakan flare, dan membunyikan peluit yang menyebabkan pertandingan terhenti dua menit pada laga Persib lawan Arema (13 April 2014). Persib sekali lagi harus menanggung denda sebesar Rp 50 juta, akibat ulah suporter mereka. Dari semua denda sanksi itu kalau ditotal persib berkewajiban membayar Rp 385 juta sesuai dengan apa yanag telah ditentukan oleh pihak komdis PSSI.
Tentu setidaknya hukuman di atas akan menjadi 'batu sandungan' bagi Persib, serta dapat memengaruhi kinerja Persib kedepan akibat dari ulah yang dilakukan pendukungnya tersebut, begitu juga sebaliknya dengan ulah dari para pendukung Persija Jakarta atau Jack Mania yang pada akhirnya juga berujung kepada kinerja klub dalam mengarungi sisa liga terlama sedunia ini dimana kalau sesuai jadwal akan selesai pada akhir agustus nanti.
Mungkin solusinya terbaiknya adalah suka atau tidak suka kembali keketegasan sikap dari PSSI/PT Liga dengan memberlakukan komitnen sanksi yang sudah dijatuhkan khususnya kepada Persib seperti larangan mendampingi tim saat melakoni laga tandang selama 12 bulan serta tambahan enam bulan, begitu juga sebaliknya dengan Persija Jakarta, mengingat fanatisme tinggi yang dimiliki masing-masing kedua kubu pendukung klub.
Dan sebagai langkah antisipasi yang ampuh walaupun sudah terlambat kedepan tentu ada baiknya kedua tim dipisah wilayah kompetisisnya seuai kebijakan PT. Liga yang membagi dua wilayah kompetisi antara Barat dan Timur seperti diberlakukan terhadap Persebaya Surabaya dan Arema Malang yang para suporternya juga merupakan seteru abadi juga dalam persepakbolaan di negri ini, kalau tidak tentu kita akan kembali mendengar cerita perih dan pedih dari para suporter yang mengalami nasib sial seperti apa yang saya liat di tayangan youtube ini yang begitu menyedihkan dan menyayat hati http://www.youtube.com/watch?v=iSRi5hWAPes……..selamat menikmati
Borneo 12 Mei 2014
Salam Olah Raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H