Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sepak Bola Indonesia Belajarlah dari Singapura?

2 Desember 2014   16:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:15 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : www.seputartimnas.com

Selamat siang semua………… membaca tulisan dari sahabat Djarwo Papua yang hari ini menjadi HL, saya menjadi tertarik juga untuk menulis dengan topik yang sama dan kebetulan ga jauh-jauh juga masih dari Negara tetanggga yaitu Singapura yang kalau kita lihat sepakbolanya juga melaju pesat meninggalkan kita, dan sesuai penutup tulisan sahabat Djarwo Papua yang mengatakan sebaiknya PSSI dan BTN tak perlu malu untuk mencontoh timnas Malaysia dengan harapan agar di kemudian hari Indonesia mampu mengungguli hasil yang dicapai timnas Malaysia….amin….ditambah lagi dengan pernyataan “di saat itulah timnas Indonesia bisa kembali menjadi raksasa sepak bola Asia Tenggara” tentu pertanyaanya apakah itu mungkin ?

Ok lah ……Kali inipun saya mencoba mencari tau persepakbolaan Negara tetangga kita lainnya yaitu Singapura, dengan harapan yang sama tentunya supaya para petinggi sepakbola Indonesia tak perlu malu untuk mencontoh sepakbola Negara kecil tapi maju ini, jadidengan begitu kita tidak perlu lagi jauh-jauh belajar ke benua Eropa ataupun ke Amerika latin kalau toh contoh terdekat sudah ada…betul ga bro……kalau boleh disimpulkan kemajuan yang menonjol dari singapura dalam persepakbolaannya adalah perhatian besarnya terhadap pembinaan usia mudanya yang menjadi kunci jawaban dari kemajuan persepakbolaan di negri singa itu

Kalau ditulisan Djarwo Papuan Malaysia yang hanya baru tampil 1 kali juara piala AFF (2010) sementara Singapura malah sudah empat kali juara piala AFF ajang paling bergengsi bagi persepakbolaan Negara serumpun Asia Tenggara ini yaitu tahun 1998,2004,2007,2012 tentu itu semua cukup untuk menjadi bukti bahwa Singapura memang patut diperhitungkan dalam percaturan persepakbolaan di Asia Tenggara saat.  Ini, sementara Negara kita Indonesia yang hingar-binggarr kompetisinya hampir setiap hari kita disuguhi tontonan dari media televisi akan semaraknya atau berita kerusushanya dari Liga terjeger ISL justru tidak pernah sekalipun menjadi juara di ajang Piala AFF ini, bahkan kalau boleh dibilang saat ini malah cendrung semakin terpuruk, dari data terbaru di Piala AFF Suzuki Cup 2014 perjalanan Indonesia hanya sampai dibabak penyisihan saja, nah…..tentunya dengan kondisi ini Sepakbola kita mau tidak mau atau suka tidak suka harus segera berbenah diri dengan melakukan suatu perubahan yang mungkin revolusioner kalau memang berniat mau berubah sehingga tak sampai terjadi lagi hal-hal yang mnyekitkan seperti kekalahan kita dari Filipina yang nota bene bukan Negara sepakbola dan membuat perihnya luka dihati para pecinta sepakbola Nasional.

Dilihat dari sisi manapun juga seharusnya kita jauh lebih unggul dari Singapura karena kalau kita lihat dari sumber daya manusianya jumlah penduduk kita jauh lebih besar +/- 240 jt sementara Singapura hanya berpenduduk tak lebih dari 4,5 jt, dari sisi kompetisi, kompetisi liga disepakbola Indonesia jauh lebih maju dan semarak dari pada Singapura yang malah numpang berkompetisi di Negara tetanganya Malysia, (Liga Super Malaysia) jadi dari data diatas jelas Indonesia jauh lebih berpotensi besar dibanding Singapura, pertanyaannya tentu mengapa Indonesia sampai saat ini tidak kunjung berprestasi ?

Makanya harus disadari bahwa Sistem pembinaan usia dinilah yang menjadi kunci keberhasilan Singapura, mereka memiliki program pembinaan usia muda yang diberi nama “The National Football Academy” atau Akademi Sepakbola Nasional yang diresmikan pada tanggal 13 Agustus 2000, dengan tujuan untuk mengembangkan bakat para talenta muda Singapura, selain itu Singapura juga memiliki moto “Shaping the future of Singapore football” atau membentuk sepakbola Singapura di masa depan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan Singapura antara lain :

Dukungan Penuh pemerintah, itu semua terlihat Mulai dari penyediaan fasilitas yang modern dan lengkap bertujuan agar Sepakbola Memiliki gedung tersendiri, fasilitas itu diciptakan untuk membentuk perkembangan psikologis dan juga akademisnya dengan memperhatikan sistim pendidikan pada Kelas pembelajaran khusus yang disediakan untuk dengan demikian dapat memastikan bahwa peserta pelatihan Akademi didasarkan pada disiplin akademik, tidak hanya fokus pada pengembangan bakat sepakbola semata, begitu juga dengan kebutuhan pribadi pemain juga sangat diperhatikan termasuk kesejahteraan, asuransi, cakupan medis dan tunjangan diberikan penuh oleh Akademi dan semua itu  bukan hanya didapatkan para pemain para pelatih pun diberikan fasilitas pendidikan biaya kuliah dan beasiswa.

Akademi juga menawarkan dukungan ilmu olahraga dengan fisiologi, psikologi, gizi, dan fisioterapi program dan pendirian, Akademi sepakbola ini juga bekerja sama serta didukung penuh oleh kementrian pendidikan, kementrian olahraga Singapura, dewan sepakbola Singapura dan sekolah sepakbola Singapura.

Pembinaan berjenjang mulai dari kelompok umur sampai ke Timnas,Singapura Memiliki program JCOE (Junior Centres of Excellence) untuk kelas umur Under-8, Under-10 and Under-12 di 10 pusat pelatihan, dan bahkan tahun 2012 di bentuk kelompok umur Under-6. Serta memiliki 4 tim nasional mulai dari Under-15, Under-16, Under-17 dan Under-18 semua di bawah pengawasan Akademi Nasional Sepakbola selain itu Singapura juga memiliki program pelatihan khusus sesuai rencana pengembangan tahun 2010-2015.

Sistem kepelatihan, kita mengetahui sebelum terjadi pergantian pelatih di Timnas di piala AFF 2014 sekarang yang ditangani Bernd Stange, Singapura memiliki pelatih yang bertugas begitu lama dan begitu dipercaya federasi Singapura yaitu  Radojko Avramovic dan mulai melatih Singapura tahun 2003 hingga 2012 atau selama 9 tahun, Avramovic berhasil mengantar The Lions julukan Timnas Singapura menjuarai ajang bergengsi Piala AFF tahun 2004 dan 2007 dan 2012,  sementara Indonesia seperti yang kita ketahui hampir setiap tahun menganti pelatih timnasnya entah itu tuntutan perestasi atau memang program PSSI hobi ganti pelatih ? kalau kita lihat dari data yang ada mulai dari tahun 2000 sampai sekarang 2014 telah terjadi pergantian pelatih sebayak 14 pelatih yang menangani timnas Indonesia :

– Nandar Iskandar (Pra Piala Asia dan Piala Asia 2000) – Dananjaya (Tiger Cup 2000) – Benny Dolo (Pra Piala Dunia 2001) – Ivan Kolev (Tiger Cup 2002, Pra Piala Asia dan Piala Asia 2004) – Peter White (AFF Cup 2004, Pra Piala Dunia 2005 dan AFF Cup 2006) – Ivan Kolev (Piala Asia 2007) – Benny Dolo (AFF Cup 2008 dan Pra Piala Asia 2009) – Alfred Riedl (AFF Cup 2010) – Wim Rijsbergen (Pra Piala Dunia 2011) – Nil Maizar (AFF Cup 2012) – Manuel Blanco (Belum sempat memimpin laga timnas) – Rahmad Dharmawan (Pra Piala Asia 2013) – Jackson F. Thiago (Pra Piala Asia 2013)

– Alfred Riedl (AFF Cup 2014)

Dan yang lebih menyedihkan lagi pelatih yang sempat memberikan harapan bagi kebangkitan persepakbolaan kita Indra Sjafri yang menangani talenta muda Indonesia dan sempat membawa timnas junior merebut trofi juara pada turnamen sepak bola tingkat Asia yaitu pada HKFA U-17 dan HKFA U-19 di Hongkon, serta tahun 2013 juga sukses membawa timnas U-19 menjuarai Turnamen Piala AFF U-19 dan terakhir berhasil meloloskan Timnas U-19 ke putaran final Piala AFC 2014 walupun kemudian berakhir dengan kegagalan tapi tragisnya sang pelatih harapan itu di pecat setelah gagal membawa timnas di Final U-19 Piala AFC 2014…sungguh ironis sekali.

Mengirimkan tim untuk berkompetisi Pertandingan internasonal ini juga merupakan bagian penting dari pembinaan pesepakbola, Akademi Nasional Singapura mereka secara rutin mengirimkan tim untuk kompetisi di skala internasional dan juga mengirim pemain untuk berlatih di luar negeri.

Ok……kita bisa berkelit dengan banyaknya perestasi anak bangsa ditingkat junior seperti tim Danone Indonesia yang di wakili Asad 313 sebagai Timnas U-12 dan mereka berhasil masuk 8 besar Dunia, tentu pertanyaanya apakah itu merupakan program terkelola dari PSSI atau BTN ? kita tau pasti PSSI belum punya program U-12 dalam bentuk akademi seperti yang dimiliki Singapura kan, Pembinaan usia muda yang selama ini meraih sukses itu tak lebih karena di bina oleh Sekolah Sepakbola yang berada di seluruh tanah air, dan yang membuat kita sedih manakala para pemain itu memasuki usia senior prestasinya cendrung menurun…. pertanda bahwa tidak adanya adanya kesinambungan level pembinaan yang dilakukan PSSI/BTN sebagai badan yang memang harus bertangung jawab penuh akan persepakbolaan di negri ini dan memang PSSI/BTN lah yang mempunyai wewenang ke arah itu……..tapi yah sudahlah semoga apa yang kita tulis di media warga kompasiana ini dapat menjadi perhatian dari PSSI atau mungkin PSSI/BTN perlu Perubahan yang Revolusioner ??? atau apa saran ente bro………. Selamat menikmati

Borneo 02 Desember 2014

Salam Olah Raga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun